Ilmu Pengetahuan dan Spiritualitas: Awakening

Pengamat Sosial dan Politik Heru Subagia
Pengamat Sosial dan Politik Heru Subagia
0 Komentar

ITALIA, 1564, tanggal 15 Februari lahirlah seorang ilmuwan sekaligus filsuf yang pemikirannya menggetarkan dunia. Namanya adalah Galileo Galilei.

Mungkin, anda pernah mendengar namanya. Ia adalah salah satu tokoh di dalam dunia ilmu pengetahuan yang berani menantang tradisi dan kekuasaan yang mengekang kebebasan berpikir, berpendapat dan mencari kebenaran.

Ia berpendapat, bahwa pusat dari tata surya bukanlah bumi, seperti yang diyakini tradisi Gereja Katolik dan filsafat pada abad pertengahan, melainkan matahari.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Pandangan ini menyangkal langsung pandangan Gereja Katolik pada masa itu. Galileo pun dituduh sebagai bidaah, dan harus menjalani berbagai persidangan maupun tahanan rumah, sampai akhir hayatnya. Nantinya, pandangan-pandangan utama Galileo justru terbukti benar.

Di akhir hidupnya, Galilo pernah berkata, “Kitab Suci mengajarkan kita untuk sampai ke surga, dan bukan menjelaskan kepada kita, hukum-hukum yang menggerakan langit dan surga tersebut.”

Pendek kata, agama, dan Kitab Sucinya, bukanlah buku ilmiah, melainkan kesaksian iman. Galileo sendiri adalah orang yang sangat religius dan spiritual, walaupun ia justru terkena fitnah dari agama yang ia peluk sendiri.

Sampai mati, ia memegang teguh keyakinan imannya, sambil melakukan eksperimen ilmiah untuk mencari kebenaran tentang alam semesta.

2000 Tahun Sebelumnya

Sekitar 2000 tahun sebelum Galileo, lahirlah seorang pangeran salah satu kerajaan di India. Namanya adalah Siddharta Gautama. Ia juga memiliki dorongan kuat untuk memahami arti dari segala yang ada di dalam hidup ini.

Terlebih, ia ingin mencari jalan untuk keluar dari penderitaan yang mencengkram semua manusia di dunia ini.

Ia pun menekuni jalan spiritualitas pada jamannya, yakni spiritualitas Vedanta yang sudah berkembang ribuan tahun di India. Ia menemukan, bahwa jalan spiritualitas Vedanta pada masanya terlalu keras, sehingga justru menghalangi orang untuk keluar dari penderitaan kehidupan.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Ia pun menantang cara-cara lama pada jamannya, dan berusaha menemukan jalannya sendiri untuk sampai pada pencerahan. Jalan itulah yang nantinya kita kenal sebagai Buddha-Dharma, atau jalan sang Buddha.

Buddha-Dharma adalah jalan untuk menyadari kembali, siapa kita sebenarnya. Ia memberikan pencerahan, dan melepaskan manusia dari penderitaan.

0 Komentar