RAPAT Kabinet melewati awal Sabat Yahudi, yang dimulai saat matahari terbenam pada Jumat. Selama Sabat, pemerintah biasanya menghentikan kegiatan kecuali dalam kasus darurat hidup dan mati, yang menunjukkan pentingnya perjanjian tersebut.
Kabinet Israel pada Sabtu (18/1) pagi menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang akan menghentikan dengan Hamas yang sudah berlangsung selama 15 bulan.
Pemerintah mengumumkan kesepakatan tersebut sekitar pukul 01.00 waktu setempat di Yerusalem setelah Kabinet menggelar rapat selama lebih dari enam jam dan setelah Kabinet Keamanan merekomendasikan pada Jumat (17/1) agar kesepakatan tersebut disetujui.
Baca Juga:Pemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS CimancisSlow Living di Kota Salatiga
Pertemuan seluruh Kabinet telah melewati awal Sabat Yahudi, yang dimulai saat matahari terbenam pada Jumat. Selama hari Sabat, pemerintah biasanya menghentikan semua bisnis kecuali dalam kasus darurat hidup dan mati, yang menunjukkan pentingnya perjanjian tersebut.
Gencatan senjata akan mulai berlaku pada Minggu (19/1) dan akan mencakup jeda tiga minggu dalam pertempuran dan pembebasan puluhan sandera Israel dan ratusan tahanan Palestina.
Dinas Penjara Israel mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya mengambil langkah-langkah untuk mencegah “mempertontonkan kegembiraan di depan umum” ketika tahanan Palestina dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Pada fase pertama ini, pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza, dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke rumah mereka yang tersisa seiring meningkatnya aliran bantuan ke wilayah kantong yang terkepung.
Hamas mengatakan pada Jumat bahwa tidak ada lagi hambatan terhadap perjanjian tersebut. Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lainnya sudah menetapkan Hamas sebagai organisasi teror.
Perang di Gaza dimulai ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, dan menewaskan lebih dari 1.200 orang serta menculik sekitar 250 sandera. Dari para sandera tersebut, hanya kurang dari 100 orang diperkirakan masih berada dalam tahanan Hamas, tetapi sekitar sepertiganya diyakini tewas.
Pihak berwenang Gaza mengatakan hampir 47.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam operasi militer Israel berikutnya. Tanpa memberikan bukti, Israel mengatakan jumlah korban tewas termasuk ribuan militan yang dibunuhnya. [ft/pp]