Gaya penulisan bacaan politik yang dipelopori oleh Tirto kemudian diikuti oleh para pemimpin pergerakan lainnya, seperti Mas Marco Kartodikromo dan Tjipto Mangoenkoesoemo, yang sama-sama perintis jurnalis dan sama-sama kukuh memegang prinsip pergerakan sekalipun keduanya berbeda dalam memandang pergerakan.
Karir
- Penasihat Editorial Poetri Hindia (1908)
- Redaktur Kepala Pembrita Betawi (1901)
- Pemimpin Redaksi Pemberita Betawi (1902)
- Pemilik Soenda Berita (1903)
- Pemilik Medan Prijaji (1907)
- Pemilik Soeloeh Keadilan (1907) (1907)
- Jurnalis/Wartawan, Pahlawan Nasional
Pemerintah RI mengukuhkannya sebagai Bapak Pers Nasional pada 1963, berlanjut dengan penetapan gelar Pahlawan Nasional pada 2006.
Penulis : Aries Armunanto