Bapak Pers Indonesia R.M. Tirto Adhi Soerjo, Calon Dokter Pilih Wartawan

RM Tirto Adhi Soerjo (Wikipedia)
RM Tirto Adhi Soerjo (Wikipedia)
0 Komentar

Ini nilai kultural yang telah dicapai oleh R. M. Tirto (surat kepada Marjanne Termorshuizen Arts, 6 Feb. 1987)”. Awal munculnya sastra Indonesia ditandai oleh hadirnya beberapa penulis Tionghoa peranakan dan penulis Indo Belanda, seperti H. Kommer dan Pangemanan.

Babak kedua dilanjutkan oleh bacaan-bacaan yang ditulis oleh orang bumiputra sendiri pada awal abad ke-20. Yang menarik dari perkembangan produksi bacaan yang dilahirkan oleh orang-orang bumiputra adalah penggunaan bahasa “Melayu Pasar” yang rupanya juga mengikuti para pendahulunya, golongan Indo dan Tionghoa peranakan.

Bahasa “Melayu Pasar” adalah bahasa para pedagang dan kaum buruh yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah dengan pengajaran bahasa Melayu yang baik. Selain itu, bacaan-bacaan yang ditulis dalam bahasa Melayu Pasar mempergunakan bahasa lisan sehari-sehari yang terasa lebih spontan, terkadang lebih hidup, dan lebih bebas dari ikatan tatabahasa.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Perkembangan produk bacaan bumiputra sangat didukung dengan berkembangnya industri pers yang mulai tumbuh pada awal abad ke-20. Golongan bumiputra yang bisa disebut perintis fiksi modern adalah R.M. Tirto Adhi Soerjo. Karyanya adalah Doenia Pertjintaan 101 Tjerita jang soenggoe terjadi di Tanah Priangan diterbitkan pada tahun 1906.

Kemudian disusul dengan Tjerita Njai Ratna, terbit tahun 1909, Membeli Bini Orang terbit pada tahun yang sama, dan Busono terbit tahun 1912. Tulisan-tulisan nonfiksi R.M. Tirtohadisoerjo, atau lebih tepat tulisan politiknya adalah “Gerakan Bangsa Tjina di Soerabaja melawan Handelsvereniging Amsterdam” yang dimuat dalam Soenda Berita pada tahun 1904;

“Bangsa Tjina di Priangan” dimuat dalam media yang sama pada tahun 1904; “Peladjaran Boeat Perempoean Boemipoetera” yang juga dimuat dalam media yang sama dan tahun yang sama; “Soeratnja Orang-Orang Bapangan”, dimuat dalam Medan Prijaji (MP), tahun 1909;

“Persdelict: Umpatan”, diumumkan dalam MP tahun 1909, “Satoe Politik di Banjumas”, disiarkan di MP tahun 1909; “Drijfusiana di Madioen” dimuat di MP tahun 1909; “Kekedjaman di Banten” dimuat di MP tahun 1909; “Omong-Omong di Hari Lebaran”, disiarkan di MP tahun 1909;

“Apa jang Gubermen Kata dan Apa jang Gubermen Bikin” dimuat di MP tahun 1910 dan “Oleh-Oleh dari Tempat Pemboeangan” yang pertama kali disiarkan di harian Perniagaan dan diumumkan kembali di MP tahun 1910.

0 Komentar