ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa Afrika mencatat hampir 14.000 kasus mpox, termasuk 60 kematian di 20 negara. Sementara itu, Zambia pada Jumat (27/12/2024) mengonfirmasi kasus kedua mpox, hampir tiga bulan setelah melaporkan kasus pertama.
Douglas Syakalima, penjabat Menteri Kesehatan Zambia mengatakan bahwa kasus terbaru melibatkan seorang wanita berusia 34 tahun dari Kitwe, Provinsi Copperbelt. Suaminya, yang bekerja di negara tetangga dengan kasus mpox yang telah dikonfirmasi, mengalami gejala serupa awal bulan ini.
“Keduanya sekarang stabil dan dalam pengawasan ketat. Tim tanggap cepat telah dikerahkan untuk melacak kontak dan mencegah penyebaran lebih lanjut,” kata Syakalima. Ia menambahkan bahwa delapan kontak dekat sedang dipantau, dan upaya pengawasan diperketat secara nasional.
Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat
Dengan mpox yang terus menjadi ancaman lintas batas, Syakalima mengimbau warga untuk menghindari kontak dekat, menjaga kebersihan dengan baik, menggunakan alat pelindung diri, menangani barang yang terkontaminasi dengan hati-hati, dan segera melaporkan gejala untuk mencegah penyebaran.
Menurut laporan situasi eksternal multi-negara di akhir tahun 2024 WHO, yang diterbitkan pada 23 Desember, Afrika melaporkan 13.769 kasus terkonfirmasi dengan 60 kematian hingga 15 Desember.
“Republik Demokratik Kongo tetap menjadi negara paling terdampak, dengan 9.513 kasus terkonfirmasi dan 43 kematian, diikuti Burundi dengan 2.650 kasus dan satu kematian, serta Uganda dengan 1.027 kasus dan enam kematian,” tulis laporan tersebut.
WHO juga mencatat bahwa 14 negara melaporkan kasus baru dalam enam pekan menjelang 15 Desember, menunjukkan adanya wabah yang masih berlangsung, sementara enam negara menunjukkan tanda-tanda beralih ke fase pengendalian.
Untuk meningkatkan kesiapan, WHO mengumumkan ketersediaan 4,7 juta dosis vaksin yang akan dialokasikan ke negara-negara terdampak mpox di seluruh dunia.