Mulyono Meninggalkan Utang Selangit, Prabowo Babak Belur dan Terancam Lengser

Mulyono Meninggalkan Utang Selangit, Prabowo Babak Belur dan Terancam Lengser
Heru Subagia
0 Komentar

Jumlah hutang di atas didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) jatuh tempo senilai Rp 705,5 triliun dan pinjaman jatuh tempo sebesar Rp 94,83 triliun.

Warisan Utang Jokowi

Kompleksitas finansial yang dihadapi Prabowo adalah perbuatan dari rejim sebelumnya. Besaran Defisit anggaran dan Hutang Negara ini menjadi kenyataan pahit dan juga tantangan yang harus dihadapi oleh Prabowo. Defisit ini merupakan dampak langsung dari kebijakan fiskal agresif yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.

Defisit yang melimpah ini merupakan bonus akumulasi dari utang yang diambil pada masa Presiden Jokowi yang ugal-ugalan. Dengan alibinya untuk membiayai berbagai proyek yang diklaim mempunyai strategis bagi keberlanjutan NKRI.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Secara teoretis, proyek yang dibiayai dari hutang tersebut akan mencapai keberhasilan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Hanya saja beban pembiayaan utangnya kini harus ditanggung oleh pemerintahan baru yakni Kabinet Merah Putih di bawah komando Prabowo-Gibran.

Legitimasi Tergerus

Saat ini ekosistem Pemerintah Prabowo-Gibran dibangun oleh Koalisi Pelangi yang banyak melibatkan partai dan kelompok kepentingan. Rejim sebelumnya masuk dan menjelma dalam postur politik anggaran dan juga konfigurasi kekuasaannya. Prabowo-Gibran membangun Kabinet Gendut untuk mengakomodasi kepentingan kelompok pendukungnya.

Ada dugaan jika prabowo tidak bisa memenuhi APBN, menutup defisit dan juga membayar hutang akan terjadi berbagai skenario delegitimasi kekuasaan yang konon berlangsungnya kudeta politik. Ini yang mencari anekdot atau dagelan politik terkini, di saat Prabowo oleng dan sedang sekarat, bersamaan pula terjadi kejadian aksi persiapan kudeta kekuasaan.

Siapa yang sebenarnya lawan politik Prabowo? Pertama adalah Partai Koalisi yang tergabung di Kabinet Merah Putih. Kedua, Koalisi perorangan atau partai perorangan dengan partai pendukung Prabowo. Dan ketiga, pihak rival politik dalam kontestasi Pilpres dan Pileg 2024 kemarin.

Dengan demikian, penulis membagi dalam 3 kelompok kepentingan. Setidaknya terdapat 3 aktor-aktor politik yang akan mengancam, menggilas dan merobohkan kekuasaan Prabowo. Di saat terjadi pelemahan ekonomi, disitulah perang politik akan berkecamuk.

Prediksi penulis, konspirasi politik akan berhasil menumbangkan kekuatan dan kekuasaan Prabowo. Kenaikan PPN 12 persen bisa jadi bagian terstruktur agar Prabowo dijatuhkan oleh kekuatan amukan massa.

0 Komentar