Mulyono Meninggalkan Utang Selangit, Prabowo Babak Belur dan Terancam Lengser

Mulyono Meninggalkan Utang Selangit, Prabowo Babak Belur dan Terancam Lengser
Heru Subagia
0 Komentar

“Sehingga, saat ini tren penurunan suku bunga tidak langsung diikuti oleh reaksi pasar karena masyarakat sudah melihat ada channel yang ekspektasi yield lebih tinggi, suku bunga tren turun tapi secara agregat biaya dana semua bank meningkat,” ujarnya.

Tarif Import Donald Trump

Masa depan perbankan di mata para eksekutif bank papan atas plat merah/ BUMN yang menilai dan meyakini jika tantangan likuiditas masih akan membayangi dan menjadi momok industri perbankan. Dikutip dari berbagai media, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Royke T mengungkapkan bahwa salah satu penyebab likuiditas ketat datang dari sisi eksternal. Di mana, kemenangan Donald Trump menjadi Presiden AS bisa jadi menghambat penurunan suku bunga AS.

Menurutnya, kemenangan Trump di AS akan dibayangi kebijakan tarif impor dan penurunan pajak. Alhasil, itu akan mendorong inflasi naik dan menyulitkan The Fed akan menurunkan suku bunga.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Diberikan jika Presiden terpilih, berencana untuk menerapkan tarif tambahan sebesar 10 persen pada barang impor dari China dan 25 persen pada seluruh produk dari Meksiko dan Kanada.

Tindakan Donald Trump ini akan mempengaruhi hubungan AS dengan negara-negara mitra dagang terbesarnya, terutama di Asia, yang berpotensi menimbulkan efek berantai pada perekonomian mereka.

Defisit dan Utang Menumpuk

Secara umum, dari uraian ekonomi makro dan ditambahkan dengan fakta para pelaku usaha bahwa dapat disimpulkan ekonomis Indonesia tahun 2025 begitu suram. Pelaku pasar sangat pesimis, perbendaharaan iklim positif yang mendukung keberlanjutan Kabinet Merah Putih menunjuk alarm kiamat.

Pada saat bersamaan, Prabowo harus mengeksekusi janji dan program kampanyenya. Postur APBN dinilai pincang dan memberatkan roda pemerintahan. Ironisnya sekali, APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

Sri Mulyani mengatakan, defisit APBN 2025 itu senilai Rp 616,2 triliun, disebabkan target pendapatan negara Rp 3.005,1 triliun, sedangkan belanja negara dirancang senilai Rp 3.621,3 triliun. Eksposur APBN tersebut menunjukkan bahwa Prabowo harus menutup defisit anggaran dan juga harus berpikir keras dari mana sumber anggaran bisa dieksplorasi.

Di samping Prabowo harus memikul defisit anggaran, Mantan Danjen Kopassus ini harus berpikir ekstra untuk membayar hutang negara. Sebelumnya diketahui, utang jatuh tempo pemerintah pada tahun 2025 nanti mencapai angka Rp 800,33 triliun.

0 Komentar