Ribuan Umat Nasrani Ibadah Natal di Alun-alun Pancasila Salatiga

Ribuan warga memadati Lapangan Pancasila Salatiga untuk mengikuti perayaan Natal bersama 2024, Rabu(25/12/2024
Ribuan warga memadati Lapangan Pancasila Salatiga untuk mengikuti perayaan Natal bersama 2024, Rabu(25/12/2024).
0 Komentar

RIBUAN umat Nasrani dari berbagai gereja dan komunitas di Salatiga mengikuti Perayaan Natal 2024 bersama di Lapangan Alun-Alun Pancasila, Rabu (25/12/24) pagi. Kegiatan ini menjadi simbol keharmonisan antar umat beragama di Salatiga, yang dikenal dengan keberagaman dan toleransinya.

Acara ini diikuti oleh 96 gereja yang tergabung dalam Badan Kerjasama Gereja-gereja Salatiga (BKGS). Meskipun beribadah dengan beralaskan koran tikar dan karpet, jemaat tetap merasakan khusyuk dan hikmat dalam perayaan Natal mereka.

Kemeriahan ibadah Natal di Kota Salatiga terlihat sejak pukul 04.00 WIB setelah umat Islam menyelesaikan salat subuh. Tema ibadah Natal kali ini, yang diambil oleh panitia, adalah “Kasih dalam Perdamaian,” dengan makna bersatu padu dalam kerja sama untuk menciptakan suasana damai, tentram, dan aman, serta mendatangkan berkat bagi semua umat di Kota Salatiga. Selain itu, tema tersebut juga menegaskan Kota Salatiga sebagai kota toleransi di Indonesia.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Ketua Badan Kerjasama Gereja-Gereja Salatiga (BKGS) Kota Salatiga, Purwanto mengatakan, Natal kali ini bukan hanya sebagai seremoni. Ia menegaskan, perayaan ini merupakan bentuk iman kepada Tuhan.

“Bukan sekadar acara seremoni, tetapi ada harapan besar kita semua umat Kristiani untuk dapat menyatakan imannya kepada Tuhan. Sembari terus mengucap syukur atas berkat dan kebaikan yang diberikan Tuhan kepada kita,” katanya.

Sementara, Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, yang hadir juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga kerukunan beragama. Ia berharap, Kota Salatiga dapat menjadi “terowongan silaturahim” yang selalu mempertautkan seluruh umat beragama.

“Natal tahun ini menjadi peringatan yang Istimewa, karena Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Kathedral sebagai simbol toleransi di Indonesia telah resmi dibuka. Semoga semangat dan kebersamaan di sana dapat menular ke Kota Salatiga,” pungkas Yasip.

Tradisi ibadah Natal bersama di Kota Salatiga telah dilakukan sejak tahun 1960-an, melibatkan berbagai denominasi gereja, seperti Gereja Katolik, Kristen Protestan, Gereja Kharismatik, Gereja Pentakosta, dan Injil. Acara ini telah menjadi tradisi dan ikon Kota Salatiga untuk merayakan Natal secara bersama-sama setiap tahunnya.

0 Komentar