FAKSI-faksi bersenjata di Suriah pada Selasa (24/12) sepakat untuk membubarkan diri dan bergabung di bawah naungan Kementerian Pertahanan, menurut laporan media pemerintah.
Kantor berita negara SANA melaporkan bahwa keputusan itu diambil dalam pertemuan di Damaskus antara kepala pemerintahan baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, dengan perwakilan dari berbagai faksi revolusioner di negara tersebut.
Foto-foto yang dirilis oleh SANA menunjukkan banyak pemimpin faksi Suriah hadir dalam pertemuan dengan al-Sharaa itu.
Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat
Pada Minggu (22/12), pemimpin baru Suriah itu menyampaikan dalam konferensi pers di Damaskus bersama Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, bahwa faksi-faksi bersenjata akan mengumumkan pembubaran mereka dan bergabung dengan angkatan bersenjata Suriah.
“Selama revolusi, terdapat banyak kelompok bersenjata, tetapi hal itu tidak dapat terus berlanjut dalam sebuah negara,” kata al-Sharaa.
“Dalam beberapa hari ke depan, sebuah Kementerian Pertahanan akan diumumkan, dan komite pejabat militer senior akan dibentuk untuk menciptakan angkatan bersenjata masa depan Suriah. Setelah itu, kelompok-kelompok tersebut akan dibubarkan,” ujar al-Sharaa, menambahkan.
Bashar al-Assad, yang memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim berhasil menguasai Damaskus pada 8 Desember, yang menandai berakhirnya rezim Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963.
Pengambilalihan tersebut terjadi setelah para pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut kota-kota penting dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua pekan.