Popularitas slow living meningkat setelah Carl Honoré menerbitkan buku In Praise of Slowness, yang mengajak pembaca untuk menjalani hidup dengan ritme yang lebih lambat.
Hingga sekarang, gerakan ini masih terus ada dan bekerja melindungi tradisi pembuatan makanan, mempromosikan upah adil bagi produsen, mendorong kenikmatan makanan berkualitas baik, dan terlibat dalam aktivitas seputar keberlanjutan.
Kemudian pada 2004, penulis Carl Honoré terinspirasi dari gerakan Slow Food. Ia lalu mempopulerkan konsep hidup dengan lambat tersebut kepada publik.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Honoré mendalami gerakan Slow Food yang ternyata memicu gerakan hidup pelan di kehidupan masyarakat, termasuk pekerjaan, hobi, mengasuh anak, dan rekreasi.
Sejak saat itu, konsep hidup lambat atau slow living terus berkembang dan diterapkan oleh masyarakat dunia.
Menurut komunitas Log Off Movement, gaya hidup slow living membuat nilai yang dimiliki setiap orang tidak hanya diukur dari keberhasilan karier. Sebaliknya, kehidupan pribadi akan menjadi prioritas.
Kondisi ini baik untuk kesehatan karena kesibukan membuat tubuh lelah dan mudah merasa depresi atau kecemasan.
Slow living juga membuat orang yang melakukannya punya waktu luang lebih banyak untuk keluarga dan teman, serta memprioritaskan hubungan yang bermakna lebih dalam di antara rekan kerja di kantor.
Bagi lingkungan, slow living membuat orang-orang memiliki waktu luang untuk menghabiskan waktu di alam. Mereka jadi punya waktu lebih untuk memperhatikan dan menjaga kondisi ekosistem.
Ada beberapa kebiasaan yang dapat diterapkan untuk menjalani slow living sebagai gaya hidup sehari-hari, seperti:
Baca Juga:Pendukung Maccabi Tel Aviv Slogan Anti-Arab: Siapa Penyulut Amsterdam Rusuh?Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor Gula
- Batasi waktu menggunakan media sosial dan menonton TV atau komputer
- Jalan-jalan di luar ruangan dan berolahraga dengan santai
- Menghabiskan waktu untuk istirahat di akhir pekan atau saat liburan
- Masak dan makan bersama keluarga atau teman
- Menikmati dan mengembangkan hobi
- Prioritaskan tidur
- Melakukan aktivitas yang ingin dilakukan
- Berkomunikasi dengan tetangga dan membangun komunitas.
Sebagai catatan, slow living tidak berarti malas-malasan dan tidak melakukan apa-apa. Namun, orang yang menerapkan gaya hidup ini memilih tetap produktif sesuai dengan kemampuannya.