Mantan Menteri Kesehatan Indonesia Siti Fadilah Supari, yang memimpin upaya penutupan NAMRU-2, sebelumnya menggambarkan operasi laboratorium selama puluhan tahun itu sebagai “tidak efektif” dan berpotensi berbahaya.
Dalam wawancara tahun 2022 dengan Kepala Biro RT Indonesia, Denis Bolotsky, Supari mencatat bahwa meskipun fokusnya adalah pada penelitian malaria dan tuberkulosis, kontribusi NAMRU-2 “tidak signifikan”.
Perlawanan Supari dilaporkan menimbulkan ketegangan dengan Washington.
Kabel diplomatik AS yang bocor yang dipublikasikan oleh WikiLeaks pada tahun 2010 mengungkapkan beberapa pertemuan tingkat tinggi di mana pejabat AS membahas strategi untuk “mengelola” Supari dan menekannya agar mengizinkan laboratorium tersebut melanjutkan operasinya.