Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa pilihan Assad untuk memilih rekan-rekan dalam perjalanan pelariannya mengindikasikan bahwa “prioritasnya adalah kekayaannya dan bukan keluarganya,” karena mereka yang dekat dengannya kemudian melarikan diri sendirian, baik ke Lebanon, Irak, UEA, atau negara-negara Eropa bagi mereka yang memegang paspor asing, sementara beberapa di antaranya bersembunyi di kedutaan Rusia di Damaskus, setelah mereka mengetahui pelarian Assad, yang berjanji pada saat-saat terakhir untuk menang.
Di antara mereka yang ditinggalkan Assad adalah saudaranya, Maher, mantan komandan Divisi ke-4, yang melarikan diri ke Irak setelah mengetahui pelarian saudaranya, menurut sumber informasi yang dikutip oleh surat kabar tersebut.
“Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun”
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa Assad tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada orang-orang yang telah ia janjikan untuk dilindungi, dan meninggalkan banyak mantan pengikutnya yang bingung dan sangat marah, dan tidak repot-repot memperingatkan sanak saudaranya termasuk sepupu-sepupunya, saudara laki-laki, keponakan, serta keluarga istrinya.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Empat hari sebelum meninggalkan Damaskus, presiden yang digulingkan itu menjadi semakin putus asa, sehingga mendorongnya untuk mengatakan kepada Rusia bahwa dia bersedia bertemu dengan oposisi politik di Jenewa untuk melakukan pembicaraan, tetapi Rusia tampaknya tidak peduli, lapor Financial Times, mengutip beberapa sumber.
Rusia tidak mungkin mengekstradisi presiden Suriah yang digulingkan untuk diadili atas pemerintahannya yang berdarah di Suriah, karena ia diperkirakan akan menghabiskan hidupnya dalam pelarian di Moskow.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa pendudukan rezim Israel di wilayah Suriah membuktikan bahwa peringatan Iran akan bahaya rezim tersebut terhadap wilayah tersebut adalah tepat.
Araghchi membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Mesir selama kunjungannya ke negara itu untuk menemani Presiden Iran Masoud Pezeshkian menghadiri KTT D-8 di Kairo.
“Perilaku rezim Zionis dalam perang Gaza dan pembantaian lebih dari enam puluh ribu wanita, anak-anak, dan warga sipil di Gaza dan Lebanon, serta agresi rezim Zionis ke Suriah dan penghancuran infrastruktur pertahanan, ekonomi, dan infrastruktur sipil lainnya di negara tersebut, menunjukkan kebenaran peringatan Iran tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Israel ke seluruh wilayah,” kata diplomat tertinggi Iran itu dikutip Mehrnews, Jumat (20/12/2024).