Kasus Dugaan Korupsi Dana CSR Bank Indonesia Bikin Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Lemah

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat memberikan Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Des
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat memberikan Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Desember 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
0 Komentar

TEKANAN terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) beberapa hari terakhir, ternyata turut dipengaruhi sentimen negatif pelaku pasar keuangan terhadap perkembangan kasus dugaan korupsi penggunaan dana corporate social responsibility (CSR) program sosial Bank Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pada Senin malam, 16 Desember 2024, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah menggeledah kantor pusat Bank Indonesia. Beberapa ruangan diperiksa sejak malam hingga subuh, termasuk ruang kerja Gubernur Bank Indonesia di Gedung Thamrin BI, Jakarta.

Gubernur BI Perry Warjiyo pun sudah menjelaskan secara lengkap soal rincian kronologi penggeledahan dan pengelolaan dana CSR PSBI. Ia juga telah mengakui bahwa peristiwa tersebut turut mempengaruhi sentimen pelaku pasar keuangan, hingga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terkapar di level atas Rp 16.000/US$ beberapa hari terakhir.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

“Segala berita itu berpengaruh ke kondisi pasar termasuk nilai tukar rupiah, tentu saja demikian,” kata Perry di kantor pusat BI, Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Perry mengatakan, dengan adanya kondisi itu tentu BI akan terus merespons sentimen negatif itu dengan melakukan berbagai langkah stabilisasi rupiah, termasuk langkah-langkah intervensi melalui operasi moneter dengan pembelian SBN di pasar sekunder hingga melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI.

“Tentu saja BI dengan berbagai berita-berita yang berpengaruh ke pasar termasuk nilai tukar rupiah, BI terus komitmen jaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, rupiah kembali terpuruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (18/12/2024) pasca rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang menetapkan suku bunga ditahan pada level 6%.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini (18/12/2024) rupiah melemah hingga 0,16% ke level Rp 16,085/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi hingga sentuh level Rp 16.120/US$ dan terkuat di posisi Rp 16,075/US$.

Pelemahan ini adalah yang terdalam sejak 6 Agustus 2024 dengan sebelumnya berada pada posisi Rp 16.160/US$. Seiring dengan pelemahan rupiah hari ini (18/12/2024), Indeks Dolar AS (DXY) stagnan tepat pukul 15.00 di posisi 106,95.

0 Komentar