Akankah Pemerintahan Donald Trump Berikan Lampu Hijau Bagi Pencaplokan Tepi Barat oleh Israel?

Donald Trump, meletakkan catatan di antara batu-batu besar Tembok Ratapan saat kunjungan pertamanya ke Yerusal
Donald Trump, meletakkan catatan di antara batu-batu besar Tembok Ratapan saat kunjungan pertamanya ke Yerusalem setelah menjabat, pada 22 Mei 2017. Foto: JINIPIX
0 Komentar

Selain itu, aneksasi juga kemungkinan akan membatalkan Perjanjian Abraham, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab pada 2020, dan yang disebut-sebut Trump sebagai salah satu keberhasilan kebijakan luar negeri utamanya.

Sayangnya, keputusan personalia baru-baru ini oleh Netanyahu menunjukkan keinginan untuk menafsirkan sinyal Trump sebagai lampu hijau aneksasi. Segera setelah kemenangan presiden Trump, Netanyahu menunjuk Yechiel Leitner, seorang advokat permukiman sayap kanan yang lebih menyukai kedaulatan Israel atas Tepi Barat, sebagai duta besar Israel untuk AS.

Mendorong aneksasi Israel atas Tepi Barat akan menjadi kesalahan besar. Trump harus mengisyaratkan penentangan tegas AS terhadapnya. Ini tidak akan menjadi pengulangan ketika Trump mengakui aneksasi Dataran Tinggi Golan Israel pada 1981 yang tidak banyak menimbulkan penolakan. Ini juga jauh lebih berbahayadaripada jika Israel berupaya menjadikan perebutan wilayah Suriah di Gunung Hermon dan Provinsi Quneitra sebagai perampasan permanen.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Pengambilalihan Tepi Barat oleh Israel akan secara dramatis mengubah status quo, memicu kekacauan, dan semakin menjerat AS di Timur Tengah dengan kepentingan strategisnya.

0 Komentar