Demikianlah dia, yang mengangkat negeriku menjadi negerinya. Tahukan engkau bahwa aku sering membisikan lagu pujian ini pada telinga bayanganku setiap kali aku menerima surat darimu? Jika engkau mengetahuinya, kiranya engkau tak akan berhenti menulis padaku –dalam pada itu engkau tahu pula mengapa engkau berhenti menulis—keputusan yang bukan tanpa kebijaksanaan dan pertimbangan yang baik.
Mengapa artikel tentang Apterkarsky Ogorod, cukup tersembunyi dari mata orang-orang yang berlalu-lalang. Sungguh sebuah hal yang terduga bisa menemukan sudut yang tenang di samping jalanan Prospekt Mira yang sangat sibuk. Tapi, wajar saja taman itu tersembunyi, karena menemukan pintu masuknya pun tidak sederhana.
Diandra, hal itu berlawanan denga sikapku yang suka memesan karya tulis pada penyair, terutama pada lingkunga kecil yang menemukan ilham hanya dari saran kehidupan sendiri; dan engkau termasuk dalam lingkungan ini. Lagi pula, aku tahu bahwa seni memang mengandung tuntunan, meskipun tuntunan tidak dapat dibuat dari seni; dan bahwa sesuatu dalam tuntunan itu yang dapat mengurangi kesempurnaannya yang hakiki sebagai seniman.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Andaikata engkau lantas menulis, “Kurasa aku tidak suka menulis artikel mengenai Apterkarsky Ogorod saat ini”, maka aku akan bersorak, “Hidup Diandra, ia punya watak artistik yang dapat diandalkan!”.
Inti masalahnya ialah bahwa aku akan mendahuluimu menulis artikel tentang senyum Apterkarsky Ogorod, sesudah itu aku akan menulis sajak tentang senyum Apterkarsky Ogorod, dan jika aku punya lukisan senyumnya akan melukiskannya saat ini. Tapi aku harus mengunjungi berjalan melewati deretan bangunan di Prospekt Mira, dan membeli tiket di gedung Nomor 26/1 sebelum memasuki taman itu guna melihat Diandra dan senyumnya. Dan apakah yang bisa dikatakan oleh penyair tentang senyum seorang wanita? Apakah Leonardo da Vinci tidak mengucapkan sesuatu pernyataan tentang “Monica Lisa”-nya?
Namun demikian, bukankah dalam senyum seorang Diandra terdapat rahasia yang perlu dilihat dan digambarkan oleh pria Jawa? Atau adakah wanita, apakah ia wanita Jawa, yang senyumnya menyembunyikan rahasia keabadian di balik hijab lembut susunan bibirnya?