Cerpen Singkat: Surat Abimanyu untuk Diandra

Ilustrasi
Ilustrasi
0 Komentar

ADA bagian sastra yang lebih tenang dan ringkas yang berkembang pesat karena keringkasan yang padat: cerita pendek.

Para pengarang bentuk seni ini telah menyempurnakan konsep jenis penceritaan ini dengan menyaring pengalaman manusia yang mengasyikkan ke dalam bentuk yang ringkas yang mudah dicerna dan sama menariknya bagi pembaca yang sibuk.

Nicholas Sparks, seorang penulis novel romance melalui karyanya yang berjudul A Walk to Remember, ia berkata bahwa “love is like a wind; you can’t see it but you can feel it”. Tidak ada orang yang bisa melihat wujud cinta. Cinta tidak selamanya indah, penuh misteri namun tidak membuatnya takut. Why? Because, love is feeling and feeling is everything.

Berikut cerpen singkat yang dapat dijadikan inspirasi:

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Abimanyu Wibowo dan Diandra Larasati adalah pasangan serasi. Dalam kehidupan mereka berdua, Abimanyu telah melipat 1.000 buah burung kertas untuk Diandra dan Diandra kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas Abimanyu menuliskan harapannya kepada Diandra, “Semoga kita saling mengasihi satu sama lain dan semoga kita mendapatkan kehidupan bahagia.” Seluruh harapan itu disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Diandra.

Suatu hari Abimanyu melipat burung kertasnya yang ke 1.001, “Semoga kita dapat mencintai sampai di ujung senja.” Lalu, ia lekatkan sepucuk surat di burung kertasnya tersebut:

Dear Diandra,

Ribuan lipatan burung kertas kali ini mengingatkanku kembali akan “kenangan seribu musim semi dan seribu musim gugur”, dan terbayanglah diriku berdiri di depan hantu-hantu itu yang raib dan bersembunyi dalam kesunyian segera usai Sungai Rhine meluap –ya, betapa lama kesunyian itu.

Tahukah engkau, Diandra, bahwa biasanya aku menemukan pelipur lara, persahabatan, dan kesenangan dalam percakapan kita yang sering terputus itu? Dan tahukan engkau bahwa biasanya aku berkata dalam hati, “Di sanalah, nun jauh di Barat, seorang yang lain dari gadis-gadis lain yang sudah memasuki kapel-kapel, bahkan sebelum ia lahir, telah berdiri di dalam tempat yang paling suci, dan telah mengetahui rahasia agung yang dijaga oleh ‘raksasa-raksasa pagi’.

0 Komentar