Film Bila Esok Ibu Tiada, Keluaga Sederhana Terlihat Harmonis

Poster Film Bila Esok Ibu Tiada (instagram/bilaesokibutiadaofficial)
Poster Film Bila Esok Ibu Tiada (instagram/bilaesokibutiadaofficial)
0 Komentar

FILM bertajuk keluarga, Bila Esok Ibu Tiada tayang perdana pada 14 November lalu, disutradarai oleh Rudi Soedjarwo film ini berhasil mengajak penonton untuk merefleksikan kehadiran sosok ibu.

Film garapan Leo Pictures ini menitik beratkan gambaran mengenai peran ibu yang tidak dapat tergantikan dalam keluarga.

Tercatat per 7 Desember 2024 film Bila Esok Ibu Tiada telah ditonton lebih dari 3.501.007 orang.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Diadaptasi dari novel best seller dengan judul yang sama karya Nagiga Nur Ayati, “Bila Esok Ibu Tiada” menyuguhkan kisah emosional dan menyentuh. Mengusung genre drama keluarga, film berdurasi 1 jam 44 menit ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo dan dibintangi oleh beberapa aktor ternama Tanah Air. Terdapat aktor senior seperti Slamet Rahardjo (Haryo) dan Christine Hakim (Rahmi) yang berperan sebagai suami dan istri dalam sebuah keluarga sederhana yang terlihat harmonis.

Selanjutnya, dalam film “Bila Esok Ibu Tiada” ini, diperlihatkan Haryo dan Rahmi dianugerahi oleh keempat anak yang diperankan oleh Adinia Wirasti (Ranika), Amanda Manopo (Rania), Fedi Nuril (Rangga) dan Yasmin Napper (Hening).

Dalam film “Bila Esok Ibu Tiada”, berkisah tentang sebuah keluarga yang awalnya harmonis. Namun, setelah kepergian sang ayah yang diperankan oleh Slamet Rahardjo keluarga ini terus diuji.

Rasa kehilangan terhadap seorang ayah dirasakan semua anggota, terlebih sang ibu yang diperankan oleh Christine Hakim. Setelah kepergian sang suami hidupnya seakan sepi, ditambah ia harus mempertahankan keluarganya yang terus-terusan dilanda konflik.

Anak pertama dari empat bersaudara, Ranika yang diperankan oleh Adinia Wirasti bertanggung jawab penuh dan menjadi tulang punggung keluarga.

Kendati demikian, sikapnya yang diktator justru tak disenangi ketiga adiknya. Akankah keluarga ini berhasil melewati konflik-konflik yang terus bermunculan?

Film Bila Esok Ibu Tiada bukan hanya menyajikan kisah keluarga yang dilanda banyak konflik, tetapi juga kesetiaan, pengorbanan, dan kesabaran.

Baca Juga:Pendukung Maccabi Tel Aviv Slogan Anti-Arab: Siapa Penyulut Amsterdam Rusuh?Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor Gula

Banyak pelajaran yang dapat diambil dari film ini. Salah satunya adalah menghargai keberadaan keluarga. Meski hanya berdurasi 104 menit film ini sukses membuat penontonnya banjir air mata. Pesan yang hendak disampaikan melalui film Bila Esok Ibu Tiada berhasil diterima baik oleh penonton.

0 Komentar