MUNGKINKAH Paus Fransiskus menyebarkan klaim yang lama dibantah sebagian kelompok bahwa Yesus ialah seorang Palestina? Pertanyaan itu muncul setelah Paus terlihat, pada Sabtu (7/12), merayakan pembukaan adegan kelahiran Yesus yang tampaknya memperlihatkan Yesus sebagai seorang Palestina. Demikian dilansir New York Sun.
Pajangan tersebut, yang diberikan kepada Vatikan oleh pejabat Palestina yang terkait dengan Organisasi Pembebasan Palestina, menampilkan patung kayu bayi Yesus yang berbaring di atas keffiyeh, hiasan kepala tradisional Palestina.
Selama peresmian pajangan tersebut, yang bukan merupakan adegan kelahiran Yesus utama yang dipajang di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mendesak para pengikutnya untuk, “Mengingat saudara-saudari, yang, di sana (Betlehem) dan bagian lain dunia, sedang menderita tragedi perang.”
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Ia melanjutkan dengan mengutuk industri senjata, “Yang tumbuh subur karena perang dan kematian,” sebelum menyerukan, “Cukup dengan perang, cukup dengan kekerasan!”
Seorang anggota komite eksekutif PLO, Ramzi Khouri, yang menghadiri upacara tertutup tersebut menyampaikan salam hangat kepada Paus dari Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang sebelumnya menyebut Yesus sebagai utusan Palestina.
Khouri kemudian mengungkapkan, dalam siaran pers, “Rasa terima kasihnya yang mendalam atas dukungan Paus yang tak tergoyahkan terhadap perjuangan Palestina dan upayanya yang tak kenal lelah untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan menegakkan keadilan.”
Pelukan hangat Bapa Suci terhadap patung tersebut mempertanyakan pendiriannya terhadap pandangan yang sudah lama berlaku bahwa Yesus–salah satu orang Yahudi paling terkenal di dunia–ialah orang Palestina. Klaim tersebut, yang telah lama ditolak oleh para sejarawan, sering diutarakan oleh para aktivis anti-Israel dalam upaya menghapuskan kewarganegaraan Yahudi di tanah Israel.
Penulis Israel dan rekan di Tel Aviv Institute, Hen Mazzig, yang memiliki hampir seperempat juta pengikut di X, membagikan gambar pemandangan tersebut yang menimbulkan pertanyaan, “Apakah Paus menganggap Yesus juga bukan seorang Yahudi? Apakah dia membaca Alkitab?”
Pameran tersebut selanjutnya dikecam oleh Komite Yahudi Amerika, yang menulis dalam suatu posting di X, bahwa mereka, “Kecewa dan terganggu bahwa tradisi keagamaan yang bermakna telah dipolitisasi dengan cara ini.”