ISRAEL mengonfirmasi telah melancarkan serangan udara terhadap situs-situs senjata kimia dan roket jarak jauh di Suriah. Menurut Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, langkah ini diambil untuk mencegah senjata tersebut jatuh ke tangan aktor-aktor ekstremis setelah keruntuhan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Akhir pekan lalu, pemberontak Suriah berhasil mencapai Damaskus dan menggulingkan pemerintahan Assad setelah hampir 14 tahun perang saudara. Peristiwa ini membawa harapan baru bagi masa depan Suriah, tetapi juga memunculkan kekhawatiran terkait kekosongan keamanan di negara yang masih terpecah di antara kelompok-kelompok bersenjata.
“Satu-satunya kepentingan kami adalah keamanan Israel dan warganya,” kata Saar, dilansir Associated Press.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
“Itulah sebabnya kami menyerang sistem senjata strategis seperti senjata kimia yang tersisa atau roket jarak jauh, agar tidak jatuh ke tangan ekstremis.”
Saar tidak memberikan rincian waktu dan lokasi serangan, tetapi serangan ini dilaporkan oleh jurnalis Associated Press di Damaskus. Serangan udara terjadi di dekat bandara militer Mezzeh, barat daya ibu kota Suriah, Minggu (8/12/2024). Bandara tersebut sebelumnya telah menjadi sasaran serangan udara Israel.
Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, dengan target utama berupa situs militer yang terkait dengan Iran dan kelompok militan Hizbullah. Meski demikian, pejabat Israel jarang memberikan komentar spesifik terkait serangan-serangan ini.
Dalam perkembangan lain, Israel menyatakan telah sementara menguasai zona penyangga di wilayah Suriah sesuai dengan perjanjian 1974, setelah pasukan Suriah menarik diri akibat kekacauan.
Bagi Israel, kejatuhan Assad-sekutu utama Iran dan Hizbullah-disambut sebagai perkembangan positif. Namun, mereka tetap waspada terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya di Suriah yang kini berada dalam ketidakstabilan politik.
Adapun situs senjata kimia Suriah menjadi perhatian utama. Meski Suriah sepakat menyerahkan seluruh stok senjata kimianya pada 2013 setelah serangan mematikan yang menewaskan ratusan orang di dekat Damaskus, negara itu diyakini masih menyimpan beberapa persediaan.
Suriah juga dituduh menggunakan senjata kimia dalam konflik-konflik berikutnya.