PERDANA Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukannya untuk merebut zona penyangga demiliterisasi di perbatasan Negeri Yahudi itu dengan Suriah, Minggu (8/12/2024). Hal ini terjadi saat Bashar al-Assad tumbang dari jabatannya sebagai Presiden Suriah.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menyebut ‘perjanjian pelepasan’ yang telah berlaku selama 50 tahun antara kedua negara telah runtuh. Ini membuat Pasukan Suriah untuk meninggalkan posisi mereka di daerah zona penyangga di Dataran Tinggi Golan.
“Saya memerintahkan IDF (militer) kemarin untuk merebut zona penyangga dan posisi komando di dekatnya. Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun membangun diri di perbatasan kami,” tuturnya, dikutip Channel News Asia.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Pengumuman yang disampaikan Netanyahu ini muncul setelah militer mengatakan telah mengerahkan pasukan ke daerah itu. Israel telah mengatakan sehari sebelumnya bahwa tentaranya memasuki zona penyangga yang diawasi oleh PBB untuk membantu pasukan penjaga perdamaian dalam menangkis serangan.
Pada hari Minggu, militer Israel mengumumkan pengerahan pasukan di sana. Mereka beralasan terkait adanya kemungkinan masuknya orang-orang bersenjata ke zona penyangga.
“Menyusul kejadian baru-baru ini di Suriah, IDF (militer Israel) telah mengerahkan pasukan di zona penyangga dan di beberapa tempat lain yang diperlukan untuk pertahanannya, guna memastikan keselamatan masyarakat di Dataran Tinggi Golan dan warga Israel,” kata pernyataan militer.
“Pasukan Israel akan terus beroperasi selama diperlukan untuk menjaga zona penyangga dan mempertahankan Israel. Israel tidak mencampuri kejadian internal di Suriah”.
Sejak 1967, Israel telah menduduki sebagian besar Dataran Tinggi Golan meski tindakan ini tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional. Pada tahun 1974, zona penyangga ditetapkan, memisahkan wilayah yang dikuasai Israel dan Suriah, dengan pasukan penjaga perdamaian PBB ditempatkan di sana sejak saat itu.
Seorang juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Sabtu bahwa personilnya telah mengamati individu bersenjata tak dikenal di area pemisahan. Mereka menyebut ada sekitar 20 orang yang masuk ke salah satu posisi misi perdamaian di bagian Utara zona penyangga itu.
“Pasukan penjaga perdamaian terus melaksanakan kegiatan yang diamanatkan kepada mereka di Golan,” ujar Juru Bicara PBB itu.