KETIKA koalisi pemberontak Suriah berhasil menguasai Aleppo, merebut seluruh Idlib dan terus meluas dalam sebuah serangan yang dimulai beberapa hari yang lalu, banyak yang bertanya-tanya siapa pejuang yang terlibat dalam pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Koalisi pemberontak terdiri dari berbagai kekuatan yang berbeda secara ideologis, tidak diragukan lagi bahwa kelompok yang berada di jantung kemenangan pemberontak yang belum pernah terjadi sebelumnya melawan Bashar al Assad adalah Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Ketika aliansi yang dijuluki “Operasi Pencegahan Agresi” ini merilis foto-foto di saluran komunikasi resmi mereka, mereka memilih untuk menunjukkan seorang pria berjenggot dengan pakaian militer yang mengarahkan serangan.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Pria itu adalah Abu Mohammed al-Jolani, komandan misterius HTS, yang selama lebih dari satu dekade terlibat dalam pertempuran melawan rezim Assad.
Namun siapakah sebenarnya mantan militan al-Qaeda yang sulit dipahami ini, yang secara bersamaan ada hadiah sebesar 10 juta dolar AS di atas kepalanya oleh AS dan juga dianggap sebagai murtadin yang layak untuk dihukum mati oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)? Berikut fakta-fakta tentang al-Jolani, seperti yang dirangkum The New Arab.
Awal mula bergabung dengan al Qaeda
Abu Mohammed al-Jolani lahir dengan nama Ahmed Hussein al-Shara di Riyadh, Arab Saudi pada suatu waktu di tahun 1970-an. Orang tuanya berasal dari Dataran Tinggi Golan di Suriah, tempat mereka terpaksa mengungsi akibat invasi dan pendudukan Israel di wilayah Suriah pada 1967.
Pada 1989, keluarga Jolani pindah kembali ke Suriah. Pada 2003, ia pindah ke Irak untuk bergabung dengan al Qaeda guna memerangi pasukan Amerika di Irak.
Setelah diduga menghabiskan waktu di penjara militer AS, ia kembali ke Suriah pada 2011 pada awal Perang Saudara Suriah untuk memainkan peran utama dalam Jabhat an-Nusra, yang pada saat itu merupakan sayap Suriah al Qaeda, dan yang sering berperang melawan Bashar al-Assad dan Tentara Pembebasan Suriah yang moderat.
Menolak jihad global
Setelah serangkaian perpisahan dan perpecahan yang berbelit-belit di dalam gerakan Salafi-jihadis di Suriah, Jolani akhirnya menolak al-Qaeda dan kelompok ISIS.