Perdana Menteri Prancis Michel Barnier Negoisator Uni Eropa Soal Brexit Jatuh Lewat Mosi Tidak Percaya

Perdana Menteri Prancis Michel Barnier
Perdana Menteri Prancis Michel Barnier
0 Komentar

PERDANA Menteri Prancis Michel Barnier, yang sebelumnya dikenal sebagai negosiator utama Uni Eropa dalam pembicaraan Brexit, harus menghadapi kenyataan pahit ketika pemerintahannya dijatuhkan dalam mosi tidak percaya yang bersejarah pada Rabu (4/12/2024) malam.

Setelah hanya menjabat selama tiga bulan, Barnier kini tercatat sebagai Perdana Menteri Prancis dengan masa jabatan tersingkat sejak berdirinya Republik Kelima pada tahun 1958. Dirinya akan mengajukan pengunduran diri pada Kamis (5/12/2024).

Barnier, yang dilantik oleh Presiden Emmanuel Macron pada September untuk memimpin pemerintahan minoritas setelah pemilu parlemen yang tidak menghasilkan mayoritas, menunjukkan ketenangannya di tengah situasi yang sulit.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

“Saya tidak takut,” ujar Barnier, beberapa saat sebelum parlemen memutuskan nasib pemerintahannya. “Saya jarang merasa takut dalam hidup politik saya,” tegasnya, dilansir AFP.

Ketenangan ini juga terlihat dalam peran sebelumnya sebagai negosiator Brexit untuk Uni Eropa, di mana ia dikenal sebagai figur yang tegas, sopan, dan sangat dihormati oleh timnya.

Perjalanan KarierBarnier memulai karier politiknya pada usia 27 tahun sebagai anggota parlemen dari wilayah Haute Savoie, kawasan pegunungan Alpen yang sering ia sebut sebagai asal usul pendekatan metodisnya dalam bekerja. Ia kemudian menduduki berbagai posisi penting, termasuk sebagai Menteri Luar Negeri dan Komisaris Uni Eropa, sebelum kembali ke panggung politik nasional.

Ketika diangkat menjadi Perdana Menteri, Barnier yang kini berusia 73 tahun menjadi yang tertua dalam sejarah modern Prancis, menggantikan Gabriel Attal yang berusia 35 tahun. Namun, meskipun memiliki pengalaman panjang, Barnier mengakui bahwa ia tidak tertarik mempertahankan jabatan tersebut dengan segala cara.

“Menjadi Perdana Menteri adalah suatu kehormatan,” katanya dalam wawancara televisi sehari sebelum mosi tidak percaya. “Tetapi semua kemewahan kekuasaan? Saya tidak peduli dengan itu.”

Keputusan Bersejarah

Dalam mosi tidak percaya, partai-partai oposisi dari sayap kanan dan kiri berhasil menggulingkan pemerintahan Barnier. Ini menandai akhir yang dramatis dari jabatan perdana menteri yang singkat namun penuh tantangan.

Seorang menteri dalam kabinetnya menyebut Barnier sebagai “inkarnasi stabilitas”, tetapi kritik juga muncul, dengan seorang anggota parlemen menggambarkannya sebagai “kekecewaan besar” dan “terlalu kuno”.

0 Komentar