Masalah ekonomi dipicu oleh keberadaan minyak karena memberikan guncangan terhadap perekonomian global. Guncangan ini dapat dilihat pada kondisi dalam pasar modal dengan perdagangan saham yang mengalami naik turun dalam seluruh bursa dunia.
Sementara itu, faktor penyebab konflik Timur Tengah selanjutnya adalah intervensi asing. Ada sejumlah negara yang memiliki kepentingan tertentu di wilayah Timur Tengah. Seperti Amerika Serikat yang mempengaruhi negara berkonflik untuk mendapatkan keuntungan berupa minyak bumi, serta sekaligus menjadi ajang negara-negara produsen senjata untuk mencoba atau menjual keampuhan peralatan perang kepada negara atau kelompok-kelompok yang berperang.
Konflik Timur Tengah termasuk konflik di suatu kawasan yang hampir tidak ada ujung penyelesaiannya. Faktor konflik ini terbagi dalam 3 hal, yaitu masalah ideologi, ekonomi dan intervensi asing. Penyelesaiannya sudah melibatkan berbagai pihak seperti PBB dan negara digdaya seperti Rusia.
Aliansi Kekuatan di Timur Tengah yang menjadi sumber ketegangan
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Para pakar sepakat bahwa kekhawatiran yang meliputi kawasan Timur Tengah belakangan ini tidak dipicu oleh perbedaan keyakinan, tapi karena aliansi politik dan militer yang bersifat sementara.
Iran dan kelompok bersenjata non-negara
Pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam konflik besar, meskipun dalam beberapa pekan terakhir, “poros perlawanan” mereka telah sangat aktif.
Poros tersebut terdiri dari kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah di Lebanon; milisi Syiah di Irak, Afghanistan dan Pakistan; Hamas dan kelompok militan lainnya di wilayah Palestina; serta pemberontak Houthi di Yaman. Ideologi mereka sebagai “sangat anti-Amerika dan anti-Israel.”
Poros-poros itu telah menyerang target Israel atau sekutunya sejak perang di Gaza pecah pada Oktober. Aliansi antara Iran dan kelompok-kelompok ini adalah hasil dari revolusi Iran tahun 1979, dan berfungsi sebagai cara untuk mempromosikan tujuan politiknya.
Peran sektarianisme agama tidak bisa diabaikan karena “kedekatan Iran dengan kelompok-kelompok Syiah dan kedekatan Saudi dengan Sunni.
Blok negara-negara Arab yang dipimpin oleh Saudi
Saudi telah mengambil sejumlah langkah dalam beberapa tahun terakhir demi meneguhkan posisinya sebagai pemimpin di dunia Arab.