Melawan Farmasi
Kehadiran nama RFK Jr. sebagai penganut teori konspirasi dan antivaksin tak mengejutkan. Pria kelahiran Washington DC, 17 Januari 1954 sendiri bukan pemain baru. Ia sudah lama menyuarakan terkait semangat antivaksin, khusus vaksin terhadap anak-anak.
Ia menuduh pedagang vaksin – farmasi besar—memiliki agenda jahat terhadap anak-anak di AS. Ia melemparkan pikiran bahwa ada hubungan antara vaksin dan autisme sedari 2005. Klaim yang dilempar RFK Jr. Tentunya tak memiliki dasar ilmiah.
Namun, ia merasa pandangannya benar dan punya banyak pengikut. RFK Jr. lalu mendirikan organisasi nirlaba, Children’s Health Defense yang bekerja untuk advokasi antivaksin. Eksistensi RFK Jr. lalu menguat kala dunia dihantam oleh COVID-19.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Ia menganggap pandemi COVID-19 sengaja dibuat-buat. Ketakutan akan virus Korona pun bak dibuat supaya mencekam. Orang-orang jadi takut lalu mendewakan vaksin COVID-19 sebagai solusi. Padahal, vaksin itu adalah biang keladi masalah sebenarnya – dapat membunuh umat manusia.
Virus korona dianggap RFK Jr. tak memilih daya mematikan – tak lebih dari flu biasa. Anggapan itu membuat RFK Jr. berani jadi yang terdepan melawan kebijakan pemerintah di negara bagian AS yang memilih opsi karantina wilayah (lockdown).
Pandangan RFK Jr. menuai pro dan kontra. Ada yang menganggap teori konspirasi yang disebarkannya memuat kebenaran. Ada juga yang menganggapnya tak peka dengan korban COVID-19 yang terus berjatuhan di AS.
Perdebatan demi perdebatan terkait sikap antivaksin RFK Jr. menggelegar ke mana-mana. Namun, Presiden AS terpilih, Donald Trump justru memilihnya untuk menjadi Menteri Kesehatan AS.
Trump berharap besar supaya RFK Jr. dapat mengubah sistem kesehatan AS. RFK Jr. dapat melindungan rakyat AS dari bahan kimia berbahaya hingga produk farmasi yang tak bertanggung jawab.
“RFK Jr. pernah dihapus dari Instagram karena menyebarkan informasi yang salah tentang COVID-19. Halaman Facebook-nya tetap aktif, begitu pula akun Twitter-nya. Bulan lalu, RFK Jr. menerbitkan sebuah buku yang berisi serangan terhadap sejumlah tokoh AS, termasuk kepala penasihat medis Joe Biden.”