Lebih lanjut, di sistem pembayaran, digitalisasi terus akan diakselerasi pada 2025. Ini sesuai blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025-2030 yang diluncurkan 1 Agustus 2024. Upaya ini akan dilakukan melalui 5 inisiatif pengembangan infrastruktur, industri, inovasi, internalisasi dan juga rupiah digital, dengan semboyan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.
Pertama, pengembangan infrastruktur sistem pembayaran BI FAST. Pengembangan ini mencakup FAST Payment Industry, modernisasi Bank Indonesia, RTGS yang multi-currency dan standar nasional demikian juga pengembangan pusat data transaksi pembayaran dengan payment ID dan BI Payment Info.
Kedua, konsolidasi industri sesuai kemampuan transaksi, interkoneksi, kompetensi, manajemen risiko dan infrastruktur. Klasifikasi menjadi penyelenggara sistem pembayaran (PSP) utama dan nonutama.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Ketiga, inovasi QRIS kami akan perluas dengan target 58 juta pengguna dengan 40 juta merchant.
“Kami juga akan berkolaborasi dengan ASPI untuk mendirikan Bank Indonesia Digital Innovation Center atau BIDIK,” ujarnya. “Keempat, perluasan kerjasama QRIS dengan sejumlah negara tertidak hanya di Asia tapi juga dengan Jepang, dengan Korea, dengan Uni Arab Emirat maupun dengan sejumlah negara lain,”
Terakhir, eksperimentasi lanjutan rupiah digital sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia.
“Elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah juga kami akan teruskan melalui penyeluruhan bantuan sosial maupun juga untuk Kartu Kredit Indonesia segmen pemerintah,” tegas Perry. (*)