Sementara itu di Inggris, Prabowo melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Charles III, PM Inggris, Keir Starmer, hingga Wakil PM Inggris Angela Rayner. Dalam pertemuan dengan Raja Charles III, kedua pemimpin mendiskusikan berbagai isu, terutama terkait pelestarian lingkungan dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
“Saya datang dan beliau sangat perhatian terhadap lingkungan, terhadap pelestarian hutan, pelestarian alam. Di situ, kami banyak persamaan. Saya mengatakan saya sangat mendukung dan kita akan kerja sama,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangan pers kepada awak media.
Terakhir, dalam kunjungan kenegaraannya ke PEA, Prabowo dan Presiden PEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kerja sama strategis Indonesia-PEA.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Kedua pemimpin juga sepakat bahwa hubungan Indonesia dan PEA merupakan fondasi kuat untuk mendorong perdamaian, stabilitas, dan kemajuan bersama di kancah internasional.
“Ini tandanya bahwa hubungan antara kita sangat baik dan saya terus ingin kerja sama dan konsultasi dengan Yang Mulia,” tutur Presiden Prabowo dalam pengantar pertemuannya dengan Presiden MBZ.
Diketahui, Prabowo mengklaim telah berhasil membawa komitmen investasi senilai US$8,5 miliar dari para pelaku usaha Inggris untuk Indonesia. Prabowo menyebut nilai komitmen investasi tersebut menjadi pertanda optimisme dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
“Barusan saya bertemu dengan pemimpin-pemimpin perusahaan besar, di sini ada 19 tokoh. Mereka sudah berkomitmen investasi 8,5 miliar dolar AS. Ini menunjukkan optimisme mereka terhadap ekonomi kita,” kata Prabowo dalam keterangan pers di London, Inggris, Kamis (21/11/2024).
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia saat ini meraih kepercayaan dari sejumlah negara yang telah dikunjunginya sebelumnya seperti Brasil, Amerika Serikat, hingga Cina. Menurutnya, iklim investasi di Indonesia kian tertata seiring waktu dan pembenahan birokrasi dalam negeri yang terus dilakukan. (*)