MENTERI pertahanan Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Filipina bertemu di Laos, Kamis (21/11). Mereka mengutuk pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia.
Para menteri pertahanan Asia Tenggara, Kamis (21/11) bertemu dengan mitra-mitra mereka dari China, Amerika Serikat dan negara-negara lain di Laos untuk pembicaraan keamanan. Pembicaraan ini berlangsung sementara sikap Beijing yang semakin agresif dalam klaimnya terhadap sebagian besar Laut China Selatan mengarah pada lebih banyak lagi konfrontasi.
Pembicaraan tertutup telah mempertemukan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan China Dong Jun di ruang yang sama, sehari setelah Dong menolak permintaan untuk bertemu langsung dengan Austin di sela-sela KTT menteri pertahanan ASEAN.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
AS dan China telah berupaya memperbaiki komunikasi militer-ke-militer yang renggang. Austin mengatakan ia menyesalkan keputusan Dong, menyebutnya sebagai “kemunduran bagi seluruh kawasan.”
Sebuah pernyataan China mengindikasikan bahwa Beijing tidak senang dengan tindakan Amerika Serikat terkait Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim China. Amerika Serikat baru-baru ini menyetujui penjualan senjata bernilai $2 miliar untuk Taiwan, yang mencakup sistem pertahanan rudal canggih darat-ke-udara.
“Pihak Amerika Serikat tidak dapat mengganggu kepentingan utama China mengenai isu Taiwan sambil melakukan pertukaran dengan militer China seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian dalam sebuah pernyataan yang diposting hari Kamis.
Pertemuan ASEAN ini berlangsung sementara negara-negara anggota memperhatikan dengan cermat perubahan dalam pemerintahan Amerika pada waktu sengketa maritim dengan China meningkat.
Amerika Serikat dengan tegas mendesakkan kebijakan “Indo-Pasifik yang bebas dan tebuka” di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Belum jelas bagaimana pemerintahan mendatang di bawah presiden terpilih Donald Trump akan menangani situasi Laut China Selatan.
Dong menyerukan penyelesaian masalah melalui dialog dan tidak memprovokasi perselisihan atau membawa kekuatan eksternal, kata kantor berita resmi China Xinhua.
Beijing meyakini bahwa dukungan Amerika Serikat telah membuat Filipina berani untuk bertindak lebih tegas dalam sengketanya mengenai Laut China Selatan dengan China.