Ia menambahkan bahwa pertemuan puncak itu tidak mencapai yang harus dilakukannya pada isu terbesar dari semua yaitu mengendalikan ancaman eksistensial yang sesungguhnya bagi semua makhluk hidup dari perubahan iklim.
Ini terjadi meskipun para pemimpin G20 sepakat bahwa dunia perlu mencapai kesepakatan tentang tujuan keuangan baru untuk banyak uang yang harus diberikan negara-negara kaya kepada negara-negara berkembang yang lebih miskin pada Jumat (15/11) ketika pembicaraan perubahan iklim COP29 yang dipimpin PBB di Azerbaijan berakhir.
Pejabat COP29 telah meminta para pemimpin G20 untuk memberikan sinyal kuat guna membantu memecahkan kebuntuan pada keuangan iklim.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Komitmen para pemimpin G20 terhadap perubahan iklim dan isu-isu lain akan berbenturan dengan perubahan kebijakan tajam yang telah dijanjikan oleh presiden AS terpilih Donald Trump setelah menjabat.
Analis politik Joe Siracusa mengatakan bahwa meskipun Trump bukanlah seorang yang menganut isolasionisme ekonomi atau militer, ia seorang nonintervensionis yang tidak ingin terlibat dalam urusan dunia luar.
Dekan masa depan global di Universitas Curtin itu mengatakan negara-negara sedang mencari tahu orang yang akan memimpin dalam menulis cek untuk membersihkan kekacauan yang disebabkan oleh perubahan iklim. “Donald Trump tidak akan menulis cek itu,” katanya.
Saat berkampanye untuk menjadi presiden, Trump menyebut perubahan iklim sebagai ‘tipuan besar’. Sejak terpilih sekitar dua minggu lalu, ia telah mencalonkan Chris Wright, seorang tokoh terkemuka yang skeptis terhadap perubahan iklim, untuk menjabat sebagai menteri energi dalam pemerintahannya yang akan datang.
Perubahan peran G20
Kedua pengamat mencatat bahwa kelompok ekonomi tersebut telah memperluas kewenangannya untuk menangani masalah geopolitik juga. Para pemimpin G20, dalam pernyataan bersama mereka, mencapai konsensus sempit tentang perang Ukraina yang meningkat dengan fokus pada penderitaan manusia dan dampak ekonomi dari konflik tersebut.
Deklarasi mereka juga menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, Palestina, dan menyerukan segera lebih banyak bantuan dan perlindungan bagi warga sipil bersama dengan gencatan senjata yang komprehensif di Gaza dan Libanon.