Terungkap Sejak 1969 Indonesia Impor Susu

Peternak Boyolali Buang Susu Sebagai Bentuk Protes, YLKI Desak Pemerintah Tinjau Kebijakan Impor Susu (Foto: D
Peternak Boyolali Buang Susu Sebagai Bentuk Protes, YLKI Desak Pemerintah Tinjau Kebijakan Impor Susu (Foto: Dok. Ist)
0 Komentar

Singkat cerita, Indomilk semakin berjaya usai pengusaha Sudono Salim ikut berinvestasi. Belakangan, kepemilikan Indomilk dikendalikan sepenuhnya di bawah bendera Salim Group.

Artinya, sejak tahun 1969 keran impor susu di Indonesia terus terbuka sampai sekarang.

Dahulu Tidak Impor Susu

Hal ini jelas berbanding terbalik dengan kondisi dua abad lalu. Pada masa kolonial, industri susu di Indonesia sudah berjalan demi memenuhi permintaan susu dari kalangan Eropa. Pejabat kolonial J. Stroomberg dalam 1930 Handbook of The Netherlands East-Indies (1930) mencatat kebutuhan susu dipenuhi dari industri pemerasan susu lokal.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Biasanya para pengusaha susu memeras sapi keturunan Belanda dan Australia. Namun, tingginya permintaan susu yang tak dibarengi oleh peningkatan produksi susu membuat para pengusaha melakukan impor. Hanya saja mereka tidak impor susu melainkan impor sapi perah dari Australia yang bisa menghasilkan susu melimpah.

Mereka mendatangkan sapi perah untuk diambil susu segar dan kemudian diperjualbelikan di Tanah Air. Berkat cara ini, industri pemerahan susu di Indonesia tetap bertahan dan ada kecenderungan meningkat.

“Di akhir tahun 1928, tercatat total sapi di tempat pemerahan susu mencapai 12.756, yang 4.876 diperas dari sapi keturunan Belanda. Sedangkan sisanya, dari sapi Australia,” tulis J. Stroomberg. (*)

0 Komentar