Kebijakan Impor Susu, YLKI Kritik Kebijakan yang Dinilai Rugikan Peternak Lokal

Peternak Boyolali Buang Susu Sebagai Bentuk Protes, YLKI Desak Pemerintah Tinjau Kebijakan Impor Susu (Foto: D
Peternak Boyolali Buang Susu Sebagai Bentuk Protes, YLKI Desak Pemerintah Tinjau Kebijakan Impor Susu (Foto: Dok. Ist)
0 Komentar

BEBERAPA hari terakhir, publik dikejutkan oleh aksi protes yang tidak biasa dari peternak sapi di Boyolali, Jawa Tengah. Para peternak terlihat membuang susu hasil perahan mereka bahkan melakukan aksi mandi susu, sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap kebijakan pembatasan kuota susu lokal yang masuk ke Industri Pengolahan Susu (IPS).

Aksi ini dilatari oleh kebijakan impor susu dengan bea masuk 0% yang menyebabkan susu impor dari Australia dan Selandia Baru lebih murah hingga 5% dibandingkan susu lokal, seperti dikonfirmasi oleh Menteri Koperasi Budi Arie.

“Menanggapi hal ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah melayangkan kritik terhadap kebijakan yang dianggap lebih memihak pengusaha impor daripada produsen susu lokal.” ucap Plt Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Indah Suksmaningsih dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Ia menjelaskan beberapa poin kritik YLKI terhadap kebijakan yang dinilai merugikan peternak local. Diantaranya yaitu; Menteri Koperasi terlihat kurang memahami Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, Menkop, dengan kebijakan bea masuk 0% dan pembatasan kuota susu lokal, nampak cenderung lebih mendukung para pengusaha importir dibanding produsen susu local, Menkop jika mempertahankan kebijakan ini, maka seakan hanya menjadi makelar susu dan tidak berdiri diatas jabatannya. Dengan kebijakan yang timpang ini, Para peternak susu hanya diarahkan pemerintah untuk berproduksi saja tanpa memikirkan pasarnya, karena harga susu impor yang lebih murah.

YLKI mendesak pemerintah, terutama Kementerian Koperasi, untuk segera meninjau kembali kebijakan pembatasan kuota susu lokal dan bea masuk 0% untuk susu impor. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produksi susu lokal dan memastikan penyerapannya oleh industri nasional. (*))

0 Komentar