Isi Kabinet Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump: Pro Israel, Ini Calon Menterinya

Isi Kabinet Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump: Pro Israel, Ini Calon Menterinya
Donald Trump (Getty Images)
0 Komentar

Waltz juga menyatakan skeptisisme terhadap rencana gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon yang diusulkan AS.

New York Congresswoman Elise Stefanik

Presiden terpilih Donald Trump telah mencalonkan Elise Stefanik, seorang pembela Israel yang gigih, untuk menjadi duta besar AS berikutnya untuk PBB.

Stefanik, 40, adalah anggota kongres dari New York dan ketua Konferensi Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Sepanjang perang Gaza, Stefanik semakin mengintensifkan kritiknya terhadap PBB, dengan menuduhnya “bias anti-Semit”.

Dia menganut definisi anti-Semitisme yang mencakup anti-Zionisme dan kritik terhadap Israel, yang dapat mempengaruhi posisinya di PBB.

Fox News host Pete Hegseth

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump telah memilih pembawa acara Fox News dan veteran militer Pete Hegseth, seorang tokoh pro-Israel dan Iran, untuk menjabat sebagai menteri pertahanan. Ia memujinya sebagai orang yang tangguh, cerdas, dan sangat bisa dipercaya.

Pencalonan pria berusia 44 tahun itu untuk memimpin militer paling kuat di dunia mendapat kritik dari Partai Demokrat, yang menunjukkan kurangnya pengalaman di panggung global.

Hegseth, yang bertugas di Afghanistan dan Irak, bergabung dengan Fox News sebagai kontributor pada tahun 2014 dan sekarang menjadi pembawa acara bersama Fox and Friends Weekend serta menjadi pembawa acara untuk Fox Nation.

Hegseth pro-Israel dalam liputannya tentang perang di Gaza dan menyebut solusi dua negara sebagai “lip service”. Dia membuat serial – Pertempuran di Tanah Suci: Israel Berperang – tentang perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan mewawancarai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan Maret.

“Wawancara saya dengan PM Israel @netanyahu hari ini. Israel membutuhkan dukungan kami!” dia memposting di X pada bulan Maret.

Baca Juga:Pendukung Maccabi Tel Aviv Slogan Anti-Arab: Siapa Penyulut Amsterdam Rusuh?Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor Gula

Sebagai seorang Kristen evangelis, ia memandang konflik Israel-Palestina melalui kacamata alkitabiah. “Ini bukanlah negeri mistis yang bisa diabaikan. Ini adalah kisah umat pilihan Tuhan. Kisah itu tidak berakhir pada 1776 atau tahun 1948 atau dengan berdirinya PBB. Semua hal ini masih bergema dan penting hingga saat ini,” kata Hegseth dalam wawancara tahun 2016 dengan Jewish Press.

0 Komentar