MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan hasil pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang di Great Hall of The People, Xicheng, China, pada Sabtu (9/11/2024). Pertemuan tersebut menghasilkan kontrak bisnis senilai lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp 156,54 triliun.
Disampaikan Bahlil, pertemuan Prabowo dan Li Qiang menekankan pentingnya memperkuat kemitraan Indonesia-China.
“Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan kontrak bisnis bernilai lebih dari US$ 10 miliar antara perusahaan kedua negara, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor industri di Indonesia,” kata Bahlil dalam Instagram resminya @bahlillahadalia, Minggu (10/11/2024).
Baca Juga:Pernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju WashingtonPendukung Maccabi Tel Aviv Slogan Anti-Arab: Siapa Penyulut Amsterdam Rusuh?
Dikatakan Bahlil, Indonesia berencana belajar dari keberhasilan China dalam pengentasan kemiskinan dan mengirim lebih banyak pelajar untuk studi di China dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta membentuk generasi muda Indonesia yang siap menghadapi tantangan global.
Sementara itu, Presiden Prabowo mengatakan pertemuan ini sangat penting dan melambangkan hubungan persahabatan yang erat antara Indonesia dan China. Menurutnya, Indonesia dan China perlu mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang, seperti pendidikan dan ekonomi.
Dalam bidang pendidikan, Prabowo berharap adanya peningkatan besar dalam pertukaran pelajar, baik pelajar Indonesia ke China maupun sebaliknya.
Li Qiang juga menyampaikan harapan yang sama agar China dan Indonesia dapat meneruskan persahabatan dan saling memberikan dukungan yang kuat untuk bekerja sama. (*)