Pernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Presiden RI Prabowo Subianto pada Jumat (8/11/2024) berangkat dari Halim Perdanakusumah Jakarta dalam lawatan
Presiden RI Prabowo Subianto pada Jumat (8/11/2024) berangkat dari Halim Perdanakusumah Jakarta dalam lawatan perdananya ke luar negeri sebagai presiden. Ia akan memenuhi undangan dari para pemimpin dari sejumlah negara dan menghadiri KTT APEC dan G20. (tim media Prabowo)
0 Komentar

PRESIDEN Prabowo Subianto menyelesaikan lawatan kenegaraan di Beijing, China untuk selanjutnya terbang ke Washington DC, Amerika Serikat pada Ahad (10/11/2024). Presiden bertolak ke Washington DC dari Bandara Internasional Capital, Beijing.

Menteri Sumber Daya Air China Li Guoying, beserta pasukan dari People’s Liberation Army (PLA), ikut mengantarkan Presiden Prabowo Subianto di tangga pesawat.

Sedangkan dari pihak Indonesia ikut mengantarkan Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Atase Pertahanan KBRI Beijing Brigjen TNI (Mar) Benny P Nadeak bersama sejumlah pejabat terkait lainnya.

Baca Juga:Pendukung Maccabi Tel Aviv Slogan Anti-Arab: Siapa Penyulut Amsterdam Rusuh?Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor Gula

Terlihat juga putra Presiden Prabowo, Didit Hediprasetyo dan Menteri Luar Negeri Sugiono ikut dalam delegasi yang berangkat ke AS. Pesawat tinggal landas pada pukul 14.40 waktu setempat.

Lawatan ke AS sebagai presiden merupakan momen istimewa bagi Prabowo Subianto. Karena ia akan berkunjung resmi sebagai presiden Indonesia, akan diterima oleh Presiden AS Joe Biden serta Presiden terpilih AS Donald Trump. Sebelumnya Prabowo memang selalu dilarang masuk ke AS, visanya ditolak, sejak awal dekade 2000.

Prabowo punya hubungan kurang harmonis dengan AS. Bekas Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu pernah masuk dalam daftar orang yang dilarang bepergian ke negara Abang Sam tersebut. Larangan itu diteken AS sejak 2000. Namun, dua dekade berselang, pada 2020, AS akhirnya menghapus larangan tersebut.

Pada 2012, Prabowo kepada Reuters mengatakan Amerika Serikat telah menolak untuk menerbitkan visa untuknya sejak 2000. Peristiwa itu terjadi saat Prabowo hendak menghadiri upacara kelulusan putranya di salah satu universitas di Boston, AS. Kala itu, pemerintah AS tak secara gamblang mengungkapkan alasannya melarang Prabowo masuk ke wilayahnya.

Menurut laporan New York Times pada Maret 2014, AS khawatir akan stabilitas Indonesia pasca-jatuhnya Soeharto. AS berupaya menjauhkan diri dari tokoh-tokoh yang dekat dengan Soeharto, termasuk Prabowo, yang merupakan mantan menantu Soeharto. Apalagi, setelah Soeharto lengser pada Mei 1998, tiga bulan berselang Prabowo diberhentikan dari TNI.

Dalam wawancara dengan Tempo pada Rabu, 9 Oktober 2013, Prabowo mengatakan terakhir masuk Amerika Serikat pada 1998/1999 setelah dicopot dari jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Ia mengaku tidak mengetahui apakah namanya benar-benar masuk daftar hitam negara adikuasa itu. “Yang jelas, setiap kali saya mengajukan visa selalu ditolak,” katany.

0 Komentar