Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak: Kisah Nyata Janda Sumba Penggal Kepala Perampok

Poster film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak - ist
Poster film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak - ist
0 Komentar

FILM yang terbagi dalam empat babak ini menceritakan tentang Marlina (Marsha Timothy) yang baru saja kehilangan suaminya dan ia harus menghadapi sekawanan perampok yang mendatangi rumah Marlina. Mereka mengancam nyawa, harta, dan kehormatan Marlina di hadapan suaminya yang sudah berbentuk mumi di pojok ruangan.

Kelebihan

Kekuatan film ini terletak di beberapa aspek. Pertama, sinematografi film ini yang mengambil pemandangan indah di Sumba sangat memanjakan mata.

Kedua, dialog yang digunakan dalam film ini menggunakan bahasa asli daerah Sumba sehingga kesan yang ditangkap oleh audiens melalui percakapan antar tokoh dapat diterima dengan baik.

Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur

Ketiga, alur cerita linier yang disusun dalam 4 babak membuat film ini mudah diikuti secara penceritaan oleh audiens.

Keempat, Marsha Timothy berhasil menggambarkan karakter Marlina, baik dari ekspresi wajah, intonasi nada pada saat berdialog.

Begitu pula dengan aktor dan aktris pendukung dalam film ini seperti Dea Panendra (Novi) yang memerankan karakter perempuan yang sedang hamil tua dan mengalami masalah dengan suaminya, Egy Fedly (Markus) dan Yoga Pratama (Frans) juga berhasil memerankan karakter perampok yang bukan hanya ingin merampas harta Marlina tetapi juga menginginkan tubuh Marlina.

Selain itu, skoring dalam film ini juga melengkapi suasana yang sedang terjadi dan nuansa pemandangan yang indah dilengkapi dengan skoring musik western ala film-film koboi tahun 1960an menjadi sentuhan menarik dalam film ini.

Hal menarik lain dalam film ini adalah dalam bagian kedua film ini, pengambilan angle jarak jauh (zoom out) yang ditujukan untuk visualisasi padang sabana Sumba dan diisi dengan dialog antar tokoh selama perjalanan yang dilakukan.

Prinsip show don’t tell juga ditunjukkan dalam film ini ketika anak buah Markus menemukan sesuatu di rumah Marlina, tanpa ada dialog atau skoring apapun penonton mengerti apa konteks yang ingin disampaikan film ini melalui adegan tersebut.

Kekurangan

Sulit mencari kekurangan dalam film ini, karena film ini bukan film yang rumit atau memiliki plot yang berat untuk dicerna oleh penonton, ini adalah film yang sederhana yang menekankan pada beberapa aspek tertentu seperti karakterisasi tokoh, sinematografi, dan skoring.

0 Komentar