Sikap dan Kebijakan Donald Trump Terkait Palestina-Israel

Donald Trump (EPA)
Donald Trump (EPA)
0 Komentar

DONALD Trump, yang memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024, memiliki sejumlah rencana kebijakan luar negeri pada masa pemerintahannya. Salah satu fokus kebijakan Trump setelah terpilih adalah menangani konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina.

Bagaimana sikap kebijakan Trump terhadap Palestina-Israel, dan siapa yang ia dukung? Trump di banyak kesempatan, selalu menegaskan bahwa dirinya akan berpihak pada Israel.

Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya sebagai “sahabat Israel yang sebenarnya.” Seiring dengan kemenangan Trump di Pilpres AS 2024, meningkatkan kekhawatiran publik, khususnya masyarakat Palestina terkait masa depan mereka.

Sejumlah masyarakat Palestina khawatir bahwa Trump akan memperburuk penderitaan mereka.

Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur

“Trump akan menjadi yang terburuk,” ucap Asmaa Nimilaat (50), dari sebuah rumah sakit di Deir el-Balah, wilayah Gaza tengah, tempat ribuan orang mengungsi, seperti dikutip dari laporan Al Jazeera, Kamis (23/07/2024).

“Tetapi setiap kandidat yang menjadi presiden tidak akan mendukung Palestina,” lanjut Nimilaat.

Menurut masyarakat Palestina, di bawah kepemimpinan Kamala Harris pun, kemungkinan besar tidak akan ada banyak upaya untuk menghentikan perang Israel di Gaza.

Sikap Trump Terhadap Palestina-Israel

Umar A. Farooq dalam artikel “Where does Donald Trump stand on Israel, Palestine and the Middle East?” (2024) di Middle East Eye menjelaskan bahwa Donald Trump mendekati konflik Palestina-Israel dengan sikap yang sangat pro-Israel.

Menurutnya, sering kali Trump memprioritaskan kepentingan Israel dalam kebijakan luar negerinya. Trump bahkan mengecam protes pro-Palestina yang terjadi di jalan-jalan Amerika serta berbagai universitas.

Selain itu, pada masa jabatan pertamanya, Trump mengambil beberapa langkah besar yang menguntungkan Israel. Salah satunya, yakni mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke sana.

Trump juga mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Ia juga mendorong pelabelan produk dari permukiman ilegal di Tepi Barat sebagai “Made in Israel.”

Baca Juga:Polda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di KupangSelamat Hari Radio Republik Indonesia

Selama kampanye, Trump juga memanfaatkan kekecewaan pemilih Arab-Amerika terhadap pemerintahan Biden. Namun, ia tetap memperlihatkan dukungannya pada Israel.

0 Komentar