7 Tanda Kehancuran Proyek Gerakan Zionisme

Tentara Israel menangis di pemakaman rekan mereka (Associated Press)
Tentara Israel menangis di pemakaman rekan mereka (Associated Press)
0 Komentar

Pada 1997, sebuah gerakan pemuda baru yang menyerukan pembatalan wajib militer, yang disebut “Profil Baru”, muncul, sementara jajak pendapat tahun 2000 mengindikasikan bahwa sepertiga pemuda Israel mengatakan bahwa mereka ingin menghindari wajib militer.

Dua puluh lima tahun kemudian, kita dapat melihat hasil jajak pendapat ini dalam konteks perang tentara Israel baru-baru ini di Gaza. Juni lalu, puluhan tentara cadangan Israel menandatangani surat pertama yang menolak untuk bertugas di Gaza.

Pada akhir Desember 2023, Tal Mitnick, seorang pemuda Israel berusia 18 tahun, dijatuhi hukuman 30 hari penjara karena menolak untuk mendaftar sebagai tentara atau berpartisipasi dalam perang di Gaza saat ini, yang ia gambarkan sebagai “kampanye balas dendam”.

Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur

Israel baru-baru ini terpaksa merekrut pencari suaka dari Afrika, menawarkan mereka izin tinggal permanen dengan imbalan berpartisipasi dalam upaya perang di dalam Gaza.

Ketujuh, kelangsungan Hidup Israel dari Luar, Bukan dari Dalam

Proyek Zionis membangun penjajahannya di wilayah Palestina sebagai alternatif dari kolonialisme Inggris, menurut sejarawan Prancis Maxime Rodinson dalam studinya “Palestina.

Proyek Zionis menikmati perlindungan dari kekuatan Inggris yang dominan, yang membantu para pemukim baru untuk menciptakan eksistensi mereka sendiri yang terpisah dan dominan, bersamaan dengan penindasan dan penganiayaan terhadap kehadiran Palestina.

Inggris-lah yang meletakkan dasar bagi situasi krisis saat ini. Meskipun penjajahan Inggris telah berakhir, warga Palestina tidak pernah mendapatkan kemerdekaannya.

Keberlangsungan proyek Zionis selama lebih dari 70 tahun bukanlah karena keberhasilan proyek itu sendiri, melainkan karena dukungan eksternal dari Amerika Serikat dan Inggris, yang telah membuat keberadaan Israel bergantung pada Barat di hampir semua aspek.

Tanpa hal ini, Israel tidak akan ada sampai hari ini. Namun, untuk alasan yang sama, masyarakat Israel dari dalam telah menjadi rapuh, sebuah masyarakat yang penuh dengan masalah dan krisis ekonomi dan sosial, yang para anggotanya hidup dalam ketakutan, dengan rasa aman yang sangat sedikit.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di halaman Al Jazeera Net pada 2006 berjudul “The End of Israel”, Dr Abdul Wahab El-Messiri menunjukkan bahwa pertanyaan tentang kehancuran Israel berakar pada masyarakat Zionis, bahkan sebelum pendirian negara mereka, karena banyak orang Zionis yang menyadari bahwa impian proyek Zionis pada akhirnya akan berubah menjadi mimpi buruk, sesuatu yang ada dalam literatur Israel.

0 Komentar