Pejabat Militer Israel Tekan Benjamin Netanyahu Sepakati Gencatan Senjata di Gaza dan Lebanon

Menhan Yoav Gallant saat menemui pasukan militer Israel di perbatasan Gaza. (Twitter/@yoavgallant)
Menhan Yoav Gallant saat menemui pasukan militer Israel di perbatasan Gaza. (Twitter/@yoavgallant)
0 Komentar

Perang di Lebanon

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober 2023, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, tetapi relatif terbatas dalam perang melawan pendudukan Israel.

Israel meningkatkan agresinya dengan serangan teror siber pada 17 dan 18 September, yang merenggut nyawa setidaknya 37 orang termasuk anak-anak, dan melukai sekitar 3.000 orang lainnya.

Hal ini terjadi bersamaan dengan serangkaian pembunuhan terhadap para pemimpin Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal partai perlawanan Hassan Nasrallah pada 27 September.

Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur

Perkembangan ini bertepatan dengan pengeboman dan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh tentara Israel di berbagai kota di seluruh Lebanon, terutama di selatan, Bekaa dan distrik selatan Beirut.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan pada tanggal 4 November bahwa 2.986 warga Lebanon terbunuh dan 13.402 lainnya luka-luka sejak awal agresi Israel ke Lebanon.

Komite Darurat Pemerintah Lebanon mengumumkan pada tanggal 29 Oktober bahwa jumlah tempat penampungan telah mencapai 1.100 pusat penampungan dengan kapasitas maksimum.

Kepala komite, Menteri Lingkungan Hidup Nasser Yassin mengungkapkan bahwa jumlah total pengungsi melebihi 1,2 juta orang.

Menurut komite tersebut, 355.910 warga Suriah dan 167.295 warga Lebanon telah menyeberang ke Suriah sejak 23 September hingga 29 Oktober. (*)

0 Komentar