Sehingga perkembangan seperti itu membuat pria yang menyukai burung lovebird ini juga tertarik membuka usaha bakmi, yang sudah disarankan oleh orang tua dan saudaranya untuk jangan membuka di Jogja melainkan membuka usaha tersebut di Kota Salatiga.
Walaupun usaha tersebut merupakan brand yang sama dengan milik saudaranya, tetapi ia tetapmelakukannya sendiri berbeda dengan saudaranya (hanya sama brand saja), untuk manajemennya mereka lakukan sendiri-sendiri, ia hanya belajar disana dan beberapa karyawan juga ada yang ditarik dari sana karena sudah expert di masakan Jawa sehingga karyawan untuk bagian memasak memang khusus dibawakan dari Jogja.
Untuk hal itu juga tidak menutup kemungkinan untuk ada lowongan pekerjaan bagi warga Salatiga nantinya, karena selain karyawan untuk memasak akan tetap dilakukan requirement untuk karyawan di bagian lainnya. Dan nanti untuk pengelolaan akan dilakukan langsung oleh Purbo Wiyardono yang akan pulang pergi dari Jogja ke Salatiga.
Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur
Selain itu alasan Purbo Wiyardono membuka usaha bakmi jawa yang merupakan bakmi Jawa cabang Jogja dan akan membuka cabang juga di Salatiga yaitu ia melihat di Jogja bakmi Jawa identik dengan Jogja dan setelah ia melakukan survei bakmi jawab di Kota Salatiga masih jarang terlihat, hal itulah yang membuat dirinya tertarik untuk membuka bakmi jawa di Salatiga juga karena yang lain-lain sudah ada.
Melihat adanya peluang pasar Salatiga yang cukup menjanjikan, selain membuka bakmi jawa di Salatiga, pria yang dulu mengabdikan dirinya di dunia perbankan itu juga tertark membuka usaha kuliner lainnya di Salatiga.
“Saya sebenarnya melihat pasar Salatiga menjanjikan, selain membuka bakmi jawa, saya juga ingin membuka seafood dan sedang mencari tempat, seperti seafood di Jogja yang rame,” ungkapnya.
Ada beberapa tips yang diujarkan oleh Purbo Wiyardono. Pertama, menjalankan usaha jangan putus asa karena jelas memulai usaha itu tidak mudah banyak tantangannya dan harus kreatif, berinovasi. “Apalagi di Jogja persaingan ketat dan harus bisa mengikuti trend, kalau kita tidak bisa mengikuti trend awal-awal usaha mungkin kedepannya akan semakin meredup karenakita tidak bisa ngikutin.” ungkap pengusaha ini kepada delik.