Menurut surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, intelijen Israel tidak tahu siapa yang menulis dokumen pertama, yang tidak sesuai dengan tulisan tangan para pemimpin senior Hamas.
Dokumen yang diduga dari Sinwar, menurut laporan surat kabar itu, telah dimanipulasi untuk menunjukkan sikap Hamas yang lebih agresif daripada yang sebenarnya, dan kemungkinan besar ditulis oleh pejabat tingkat menengah, bukan pimpinan Hamas.
Netanyahu membantah bahwa publikasi dokumen itu telah merusak negosiasi atau keamanan nasional. Ia dan orang-orang dekatnya menyalahkan Shin Bet, militer, dan polisi karena membuka penyelidikan karena motif yang salah.
Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur
Ketegangan antara Netanyahu dan para kepala keamanan Israel telah memanas sejak ia kembali menjabat dua tahun lalu, dan terutama sejak serangan 7 Oktober 2023, yang dia salahkan pada mereka.
Netanyahu menolak untuk melakukan penyelidikan resmi atas serangan tersebut, yang membuat Israel lengah dan menyebabkan tewasnya 1.200 orang serta penculikan 250 orang oleh militan Hamas yang menyerbu perbatasan.
Perang yang dilancarkan Israel di Gaza sejauh ini telah merenggut nyawa 42.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, yang tidak membedakan antara warga sipil dan para pejuang. Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh AS dan negara-negara lainnya. (*)