PEMILIHAN kepala daerah (Pilkada) Jawa Tengah 2024 dinilai bakal berlangsung sengit lantaran menjadi ajang perang “bintang” antara mantan Panglima TNI Andika Perkasa dengan mantan Kapolda Jateng Ahmad Luthfi.
Diketahui, Andika berpasangan dengan Hendrar Prihadi (Hendi) dan Luthfi berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin).
Dari Survei Litbang Kompas Pilkada Jateng 2024 pada 15-20 Oktober 2024 menunjukkan, pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi mempunyai kelebihan dalam hal karakter personal (kemampuan kepemimpinan, merakyat) dan kinerja pengalaman dibandingkan dengan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur
Perinciannya yakni 37,3 persen responden sepakat soal karakter personal tersebut dan 15,4 persen terkait kinerja pengalaman. Sementara, persentase karakter personal untuk Ahmad Luthfi-Taj Yasin sebesar 21, 2 persen, dan kinerja pengalaman sebesar 13 persen.
Kendati demikian, 16 persen responden sepakat pasangan Luthfi-Taj Yasin mempunyai kelebihan dalam hal identitas (putra daerah, agama, etnis, dsb), sementara lawannya Andika-Hendi hanya 5 persen.
30 Oktober lalu, dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah 2024 melakukan debat perdana dengan tema tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi.
Kedua Pasangan Calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah saling beradu visi dan misi untuk menciptakan kelola pemerintahan yang lebih baik. Siap membawa perubahan dan mensejahterakan masyarakat.
Pasangan Calon nomor urut 1, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi mempunyai tujuan membawa Jawa Tengah untuk mengurangi kemiskinan dan membawa tata Kelola yang baik dalam pemerintahan dengan memperbaiki sistem birokrasi. Mantan Panglima tersebut juga menyampaikan siap memberi gagasan dan menerima kritik terhadap kepemimpinannya untuk membawa Jawa Tengah lebih baik. Ia menyampaikan adanya kesenjangan perbedaan masa sekolah di daerah antara kota dan kabupaten.
“Melihat bahwa rata-rata lama sekolah masyarakat Jawa Tengah usia 25 tahun ke atas, hari ini masih sekitar 8 tahun, terjadi kesenjangan yang cukup menonjol. Dimana satu kota punya rata-rata sekolah punya lama sekolah selama 11 tahun dan kabupaten selama 6 tahun” Ujar Mantan Panglima TNI.
Dirinya juga menjelaskan Jawa Tengah memiliki PR yang harus diselesaikan. Penurunan prestasi selama 3 tahun terkait indeks integritas KPK, turunnya indeks demokrasi dan turunnya efisiensi perokonomian.