Indonesia Emas 2045 dapat terwujud dengan kesiapan dan kerja nyata semua pihak. Bukan sekedar pencapaian abstrak, namun visi dan misi Indonesia menjdi bagian negara maju dan sejahtera dapat dilaksanakan dengan pencapaian komprehensif dan berkembang. Disinilah dibutuhkan kecakapan untuk memutuskan dan juga melaksanakan kebijakan dan program kerja yang nyata serta terukur.
Dasar Pemikiran
Terkait program ketahanan pangan nasional yang sudah menjadi platform kerja Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, Penulis yang sekaligus lengga ide untuk membangun sebuah kontruksi besar baik ide serta gagasannya dalam ruang dan waktu berkelanjutan dan berkesinambungan.
Oleh karenanya Penulis membuat gagasan berdirinya Masyarakat Petani Urban Raya Indonesia (MPURI). Dasar pemikirannya pertama bahwa kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran salah satu alokasi anggaran besar ada di sektor pangan. Dalam hal ini di bawah Kementerian Koordinasi Pangan Zulkifli Hasan.
Baca Juga:Tom Lembong Diperiksa 10 Jam Terkait Surat Kebijakan Impor GulaProfil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur
Seperti diketahui saat iji Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp139,4 triliun untuk ketahanan pangan pada 2025. Pagu anggaran ini akan distribusikan ke berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU).
Menurut Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan anggaran tersebut bertujuan untuk mendukung target swasembada pangan pada 2028-2029.
Ditambahkan oleh Zulkifli Hasan alokasi penyebaran anggaran tersebut antara lain digunakan untuk penyediaan pupuk sebesar Rp44 triliun yang diserahkan kepada BUMN Pangan, dana desa untuk ketahanan pangan sebesar Rp16,25 triliun, cetak sawah Rp15 triliun, Badan Gizi Nasional Rp71 triliun dan lainnya.
Potensi Dana Besar dan Pemanfaatannya
Dengan alokasi anggaran yang besar itu berarti ada potensi maksimal baik dari sisi alokasi penyebaran anggaran, cakupan masyarakat atau institusi terlibat dan potensi yang ada di dalamnya itu luar biasa biasa besar .
Kontruksi berfikiran penulis adalah bagaimana kita mencerna dan mencetuskan ide dan gasan untuk mengeksplorasi sumber anggaran di sektor labgan tersebut yang begitu melimpah. Penulis sebagai bagian masyarakat pada umumnya memberikan pencerahan pemikiran. Pertama masyarakat yang peduli terhadap pangan ingin menggagas dan menginisiasi kemudian menganalisa dan memberikan solusi terhadap bagaimana ketahanan pangan dari perspektif kita bisa kita wujudkan.