“Kegiatan mimbar bebas ini turut mengundang pasangan calon walikota Salatiga untuk menanggapi aspirasi dari pemuda Salatiga, namun sangat disayangkan salah satu paslon berhalangan hadir untuk menghindari isu memfasilitasi kegiatan dengan membatalkan pelibatan paslon dalam pelaksanaannya,” ujar Tri, Senin (28/10).
Ia menambahkan tidak adanya konfirmasi kesediaan beberapa Paslon Wali Kota Salatiga menjadi kekecewaan dan tanda ketidaksiapan beberapa calon untuk berdiskusi dengan mahasiswa di Salatiga.
Tri menekankan kegiatan mimbar bebas ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi, ide atau gagasan dengan cara berorasi mahasiswa. “Kegiatan yang diawali dengan pengucapan Sumpah Pemuda untuk merefleksikan kembali perjuangan dan kontribusi kaum pemuda, kemudian dilanjutkan dengan orasi yang dibawakan oleh masing-masing OKP dan terakhir direspon balik Pemerintah Kota Salatiga yang diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga.
Baca Juga:Profil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald TannurPolda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di Kupang
“Kami berharap melalui mimbar bebas ini mahasiswa di Salatiga dapat menjadi mitra kritis pemerintah dan juga membangkitkan kembali ruang-ruang diskusi terbuka”, pungkasnya. (*)