Memilih Menyelamatkan Industri Tekstil Dalam Negeri atau Membuka Investasi Asing Masuk ?

PT Sri Rejeki Isman alias Sritex
(sumber: dinsos pemerintah kab bojonegoro)
0 Komentar

Sementara dalam laporan keuangan PT. Sritex periode 2023 (audited), tercatat bahwa total penjualan netto perusahaan sebesar US$ 325 juta atau sekitar Rp 5,11 triliun (kurs Rp15.635/US$). Angka tersebut merupakan 10,92% dari PDRB Sukoharjo.

Dari total pendapatan net usaha Rp 5,11 triliun tersebut, dana yang didistribusikan untuk gaji dan imbalan kerja karyawan sebesar US$ 41,12 juta atau sekitar Rp646,82 miliar.

Pentingnya Industri Tekstil Buat RI

Kebijakan impor yang seharusnya ditujukan untuk mendorong daya saing dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tetapi saat ini cenderung memperlemah kondisi kinerja industri tekstil dan pakaian belakangan ini.

Baca Juga:Profil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald TannurPolda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di Kupang

Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal kepada pekerja serta menjamurnya barang impor di sektor tekstil dan pakaian dapat memicu ketidakstabilan sosial dan ekonomi di masyarakat, padahal industri tekstil berkontribusi bagi keseluruhan PDB nasional.

Untuk diketahui, industri tekstil dan pakaian jadi sejak 2019 hingga 2023 memiliki kontribusi yang terus menurun terhadap PDB nasional, yakni dari 1,26% menjadi 0,97%, meskipun secara nominal, PDB industri tekstil dan pakaian jadi relatif mengalami peningkatan.

Ada 2 Usulan menurut Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN)

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi menyampaikan untuk menyelamatkan PT. Sritex dan sekaligus ancaman PHK ribuan karyawannya, pertama, kalau pemerintah serius dan mau menyelamatkan PT. Sritex, harus mau men-take over dan kemudian menyelesaikan utang-utang. Karena ini sudah putusan pailit, pemerintah bisa bekerja sama dengan kurator mengurut aset Sritex.

Setelah di-take over, jadikan PT. Sritex sebagai BUMN tekstil yang baru di Indonesia. Karena merupakan perusahaan tekstil besar dan terintegrasi mulai dari benang sampai garmen. Mesin-mesin yang digunakan juga modern. Jika pemerintah ambil alih, dikelola dengan manajemen yang lebih profesional handal, jadikan BUMN yang lebih baik, dan diimbangi membuat aturan impor tekstil dan pakain jadi untuk melindungi tekstil Dalam Negeri sampai dengan siap berkompetisi di industri global.

Dan opsi kedua, yaitu, pemerintah kasih pinjaman ke Sritex, untuk membayar utang ke masing-masing kreditur. Tentunya ini harus dengan melakukan pengawasan yang ketat, termasuk bagaimana skema pengembalian pinjamannya.

0 Komentar