Benjamin Netanyahu, yang saat itu menjadi duta besar Israel untuk PBB, menulis kemudian dalam bukunya pada 1993 A Place Under the Sun. “Sejak awal, saya melihat kesepakatan Jibril sebagai pukulan fatal bagi semua upaya Israel untuk mengonsolidasikan front internasional melawan terorisme. Bagaimana Israel bisa berkhotbah kepada Amerika Serikat dan Barat untuk mengadopsi kebijakan tidak menyerah kepada terorisme ketika Israel sendiri menyerah dengan sangat memalukan?”
Dan Yuval Diskin, yang saat itu seorang perwira distrik di Shin Bet dan kemudian menjadi kepala Shin Bet, mengatakan pada 2014, “Intifada pertama pecah sebagian besar sebagai akibat dari pembebasan para tahanan dalam kesepakatan Jibril.”
Pada Februari 1986, tentara Israel Rahamim Alsheikh dan Yossi Fink ditangkap oleh Hizbullah di Libanon selatan. Jenazah mereka dikembalikan pada 1996 berdasarkan kesepakatan yang juga membebaskan 22 tahanan.
Baca Juga:Polda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di KupangSelamat Hari Radio Republik Indonesia
Perintah tersebut disusun beberapa bulan kemudian oleh tiga anggota Komando Utara yaitu Yossi Peled, yang saat itu menjabat sebagai kepala; Gabi Ashkenazi, seorang perwira jenderal yang memimpin; dan Yaakov Amidror, seorang perwira intelijen yang memimpin.
Peled mengatakan kepada Haaretz pada 2003 bahwa penculikan tentara merupakan topik hangat di komando (utara) dan ada instruksi lisan pada saat itu yang mengatakan bahwa seseorang harus berusaha mencegah penculikan dengan segala cara.
Apa isi dari Hannibal Directive?
Teks perintah tersebut tidak pernah dipublikasikan oleh tentara Israel tetapi diyakini telah mengalami beberapa kali perubahan selama bertahun-tahun. Awalnya, perintah tersebut dikomunikasikan terutama dari mulut ke mulut di antara para tentara dan pemimpin mereka.
Berikut prinsip-prinsip penting Hannibal Directive.
- Selama penculikan personel militer Israel, tujuan utamanya menyelamatkan prajurit, bahkan jika mereka terluka selama penyelamatan.
- Tembakan senjata ringan harus digunakan untuk menghentikan para penculik, misalnya dengan menembaki kendaraan mereka. Jika gagal, bunuh sendiri para penculik, misalnya dengan penembak jitu, bahkan jika itu membahayakan prajurit yang diculik.
- Lakukan segala cara untuk menghentikan kendaraan. Jangan biarkan kendaraan itu lolos.
Menurut Asa Kasher, yang menulis kode etik tentara Israel, arahan tersebut berbunyi, “Seorang prajurit yang mati lebih baik daripada seorang prajurit yang diculik.”