Berdasarkan data Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, kabinet ini langsung dikomandoi oleh Sukarno. Selain menjadi Presiden, ia juga menjabat sebagai perdana menteri.
Sidang Terakhir
Tak seperti besarnya anggota kabinet, Kabinet 100 Menteri hanya bertahan selama 32 hari. Sidang terakhir kabinet ini berlangsung pada 10-11 Maret 1966 di Istana Negara. Pada malam sebelum sidang, seluruh menteri diminta menginap di guest house Istana. Sidang itu dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti Soebandrio, Leimena, dan Chaerul Saleh, namun Letjen Soeharto, saat itu Panglima Angkatan Darat tidak hadir.
Di tengah berlangsungnya sidang, muncul informasi tentang ancaman keamanan terhadap Sukarno. Presiden pun meninggalkan sidang dan berangkat ke Istana Bogor, di mana ia kemudian menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 alias Supersemar. Surat ini memberi kewenangan penuh kepada Soeharto untuk mengambil langkah-langkah demi memulihkan keamanan negara.
Akhir Kabinet 100 Menteri
Baca Juga:Polda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di KupangSelamat Hari Radio Republik Indonesia
Setelah mengantongi Supersemar, Soeharto bergerak cepat dengan menangkap beberapa menteri, termasuk Omar Dhani, Subandrio, dan Chaerul Saleh.
Pada 30 Maret 1966, Soeharto merombak kabinet menjadi Kabinet Dwikora III, yang menandai runtuhnya Kabinet 100 Menteri. (*)