Hasil Autopsi Jenazah Yahya al Sinwar: Alami Luka Serius Sebelum Sebutir Peluru Tembus Kepala

Seorang pengunjuk rasa di Tel Aviv selama demonstrasi yang menyerukan kesepakatan penyanderaan pada hari Kami
Seorang pengunjuk rasa di Tel Aviv selama demonstrasi yang menyerukan kesepakatan penyanderaan pada hari Kamis setelah pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Foto: Amir Levy/Getty Images
0 Komentar

“Namun, saat bangsa Muslim melihat Sinwar menjadi martir tetap berdiri di medan perang, – mengenakan seragam perang dalam ruang terbuka bukan dalam persembunyian, menghadapi musuh – spirit perjuangannya akan semakin menguat,” tambah pernyataan misi diplomatik Iran.

Misi diplomatik Iran di PBB meyakini Yahya Sinwar akan menjadi “seorang panutan bagi pemuda dan anak-anak yang akan melanjutkan jalan kemerdekaan bangsa Palestina. Selama pendudukan dan serangan eksis, para pejuang tak akan hilang, para martir akan tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi.”

Yahya Sinwar dipilih oleh anggota Hamas sebagai kepala biro politik kelompok tersebut pada Agustus lalu, untuk menggantikan Ismail Haniyeh yang terbunuh dalam serangan di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024. Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melihat terpilihnya Sinwar sebagai bukti kekuatan gerakan tersebut.

Baca Juga:Polda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di KupangSelamat Hari Radio Republik Indonesia

Sebelum dipilih untuk memimpin biro politik Hamas, Sinwar terpilih sebagai kepala gerakan di Jalur Gaza pada 2017 dan terpilih kembali pada 2021. Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek dari operasi serangan lintas batas “Banjir Al-Aqsa” pada 7 Oktober tahun lalu, yang menyebabkan kerugian manusia dan militer yang signifikan bagi Tel Aviv dan merusak reputasi layanan intelijen dan keamanan Israel di seluruh dunia. (*)

0 Komentar