“Dia mencoba melarikan diri dan pasukan kami melenyapkannya,” katanya kepada wartawan dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.
Hamas sendiri belum memberikan komentar apa pun. Namun sumber-sumber di dalam kelompok tersebut mengatakan bahwa indikasi yang mereka lihat menunjukkan bahwa Sinwar memang dibunuh oleh pasukan Israel.
“Puluhan operasi dilakukan oleh IDF dan ISA selama setahun terakhir. Dalam beberapa minggu terakhir di wilayah saat dia dieliminasi, membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar karena dia dikejar oleh pasukan dan menyebabkan eliminasinya,” kata kata militer Israel dalam suatu pernyataan.
Baca Juga:Polda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di KupangSelamat Hari Radio Republik Indonesia
Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya, Sinwar, arsitek utama serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza, tampaknya telah berhenti menggunakan telepon dan peralatan komunikasi lain yang memungkinkan badan intelijen Israel melacaknya.
Para pejabat Israel mengatakan mereka yakin dia bersembunyi di salah satu jaringan terowongan luas yang digali Hamas di bawah Gaza selama dua dekade terakhir. Namun karena semakin banyak terowongan yang ditemukan oleh pasukan Israel, terowongan tersebut pun tidak menjamin lolos dari penangkapan.
Kepala militer Israel, Letjen Herzi Halevi, mengatakan pengejaran Israel terhadap Sinwar selama setahun terakhir mendorongnya bertindak seperti buronan, menyebabkan dia berpindah lokasi berkali-kali.
Para pejabat Israel sudah lama khawatir bahwa dia telah mengelilingi dirinya dengan beberapa dari 101 sandera Israel dan asing yang masih ditahan di Gaza sebagai tameng manusia untuk melindungi dari serangan Israel.
Namun tidak ada sandera yang ditemukan di dekatnya ketika dia akhirnya terjebak pada Rabu (16/10). Hagari mengatakan sampel DNA-nya terletak di terowongan beberapa ratus meter dari tempat enam sandera Israel dieksekusi oleh Hamas pada akhir Agustus. (*)