Tantangan Globalisasi Dunia, PEKNAS: Wadah Penguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional

Penguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional, PEKNAS berdiri pada Maret 2016 sebagai wadah bagi masyarakat yang berp
Penguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional, PEKNAS berdiri pada Maret 2016 sebagai wadah bagi masyarakat yang berpenghasilan di bawah upah minimum daerah. (Foto: Veronica Rosa)
0 Komentar

PEKNAS berdiri pada Maret 2016 sebagai wadah bagi masyarakat yang berpenghasilan dibawah upah minimum daerah. Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh PEKNAS merupakanPenguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional dimana diharapkan masyarakat bisa meningkatkankesejahteraan, serta secara makro ekonomi Indonesia menjadi kuat dalam menghadapitantangan sehingga bisa bersaing secara seimbang dengan negara lainnya terutama dalammenghadapi globalisasi ekonomi dunia. Demikian pernyataan Ketua PEKNAS Jateng, Imam Asnawi, Senin (14/10).

“Intinya PEKNAS adalah Penguatan Ekonomi Kerakyatan, organisasi ini memang visi dan misinya adalah membantu masyarakat menggerakkan semua aspek-aspek yang bersifat dari Kepariwisataan, Pertanian, Perikanan terus UMKM dan Koperasi. PEKNAS itu sendiri sampai hari ini sudah bekerjasama atau bermitra dengan 7 Kementrian, dalam proses menjadi 10 Kementrian, untuk bidang UMKM dan Pariwisata PEKNAS itu sudah melaksanakan kegiatan pendampingan dan pelatihan untuk pelaku UMKM yang memang sudah berjalan,” ucapnya.

Menurut Imam, PEKNAS melakukan kerja sama dengan pihak Kementrian untuk menjalankan banyak program seperti yang sudah disinggung oleh Ketua tersebut. Dalam melakukan beberapa program seperti Pelatihan, Pendidikan, Kajian, Penelitian Analisisdan Pengembangan Kapasistas dalam berbagai hal yang terkait dengan masalah pengembangan ekonomi, PEKNAS perlu bekerja sama dengan Pemerintah, Parlemen, Otoritas Keuangan, Organisasi Masyarakat Sipil, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian Nasional/Daerah serta BUMN dan BUMD. Selain itu PEKNAS juga banyak menyediakan program untuk para pelaku UMKM.

Baca Juga:Polda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di KupangSelamat Hari Radio Republik Indonesia

“Untuk pelatihan UMKM di Klaten kita bekerjasama dengan Kementrian UMKM di Jakarta, kita memang mengundang ahlinya di bidang UMKM. Yang sudah melatih di Thailand dan Kamboja jadi memang sudah ahlinya di Klaten kemarin 30 peserta pelaku usaha UMKM. Sudah punya branding, punya produk, berlabel, komplit pokoknya. Kendalanya apa? Rata-rata mereka kendala dengan serapan pasar yang masih konvensional, serapan pasar masih terbatas. Bagaimana membranding produk tersebut secara nasional hingga internasional. Semua pelaku UMKM itu langsung menginduk ke kementrian Koperasi untuk Nasional,” jelasnya.

PEKNAS membantu UMKM, imbuh Imam, dalam menyelesaikan permasalahannya. Ada yang bersifat berbasis produksi, ini agak rumit yang bersifat produksi. Pertama, harus punya tempat,harus punya ketersediaan bahan baku, harus punya mungkin minimal teknologi, harus punya SDM, harus punya jaringan pemasaran. Ini kan agak kompleks, itu bisa dibedah nanti,kelompok-kelompok tersebut.

0 Komentar