Namun, THAAD yang dipasok AS untuk Israel saat ini, diyakini dapat mengintersep serangan misil yang terbang rendah lantaran THAAD didesain memiliki mesin penggerak canggih yang bisa beroperasi di atmosfer yang lebih rendah. Bagi sebagian ahli militer, spesifikasi operasi THAAD efektif untuk mengintersep Kheibar Shekan-1.
Namun, rumus hitungannya menjadi berubah jika THAAD berhadapan dengan Kheibar Shekan-2, yang memiliki jangkauan lebih jauh hingga 1.800 kilometer, dibandingkan jarak tempuh 1.450 kilometer dari Kheibar Shekan-1. Mesin peluncur Kheibar Shekan-2 yang lebih bersifat aerodinamis membuatnya bisa terbang lebih rendah lagi terutama di ketinggian di bawah 35 kilometer.
Kemampuan melesat rendah itu diyakini analis militer membuat Kheibar Shekan-2 akan dengan mudah mem-bypass THAAD. Meski canggih, mahalnya sistem THAAD pun membuat stok bantuan AS untuk Israel menjadi terbatas dan tidak sebanding dengan volume dan ukuran misil-misil balistik yang dimiliki Iran saat ini.
Baca Juga:Polda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di KupangSelamat Hari Radio Republik Indonesia
Sebagai kesimpulan, keberadaan THAAD di Israel saat ini bisa dibilang sebatas untuk menunjukkan dukungan simbolis AS atas rezim Zionis. Atau hanya akan ditempatkan di lokasi tertentu yang diprioritaskan mendapatkan perlindungan THAAD, seperti markas Angkatan Udara Israel di Nevatim.
Menurut dua sumber anonim dikutip Washington Post dilansir Anadolu, Selasa (15/10/2024), mengatakan, bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan jaminan lewat sambungan telepon kepada Presiden AS Joe Biden pekan lalu. Jaminan itu adalah, Israel tidak akan menyerang fasilitas militer Iran, bukan fasilitas nuklir atau kilang minyak.
Netanyahu sebelumnya sudah bersumpah akan melancarkan serangan balasan usai Israel pada 1 Oktober lalu dihujani 180 misil balistik oleh Iran sebagai respons atas pembunuhan terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut.
Upaya serangan balasan Israel terhadap Iran terjadi sebulan menjelang Pemilu Presiden AS yang akan digelar pada 5 November 2024. Dan salah satu pejabat yang dikutip Washington Post mengatakan, respons Israel diupayakan menghindari persepsi “intervensi politik terhadap Pemilu AS”.
AS tak menginginkan serangan Israel ke infrastruktur minyak Iran akan memicu lonjakan harga minyak dunia dan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran bisa menyebabkan eskalasi dramatis dari Teheran. Penjabat itu mengatakan, serangan Israel ke Iran akan dilancarkan sebelum 5 November, karena terus-menerus menunda serangan menunjukkan tanda kelemahan rezim Zionis di mata dunia.