SEORANG politikus senior Muslim di ibu kota keuangan India, Mumbai, ditembak mati beberapa minggu sebelum pemilihan umum negara bagian yang penting. Polisi menyelidiki peran geng kriminal yang terkenal kejam.
Baba Siddique, 66, seorang legislator tiga periode dan mantan menteri di negara bagian Maharashtra, ditembak beberapa kali di luar kantor putranya yang juga seorang legislator. Peristiwa keji itu terjadi di Mumbai pada Sabtu (12/10) malam. Ini dikatakan polisi dalam suatu pernyataan.
Ia kemudian meninggal karena luka-lukanya di Rumah Sakit Lilavati di kota itu.
Baca Juga:Selamat Hari Radio Republik IndonesiaUMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke Indonesia
Siddique dikaitkan dengan partai oposisi utama Kongres selama beberapa dekade tetapi baru-baru ini bergabung dengan Partai Kongres Nasionalis (NCP)–partai regional yang memerintah Maharashtra dalam koalisi dengan kelompok regional lain, Shiv Sena, dan Partai Bharatiya Janata (BJP) Perdana Menteri Narendra Modi.
Pemilu majelis di Maharashtra diperkirakan diadakan pada November.
Penembakan itu terjadi beberapa minggu setelah detail keamanan Siddique ditingkatkan ketika ia dilaporkan menerima ancaman pembunuhan.
Kantor berita Press Trust of India melaporkan bahwa dua tersangka penyerang telah ditangkap. Polisi sedang mencari satu orang lagi.
Penyiar NDTV mengatakan kedua tersangka mengaku sebagai bagian dari geng yang dipimpin Lawrence Bishnoi. Pemimpin geng itu pernah dipenjara karena dituduh memimpin geng kriminal yang melakukan banyak pembunuhan.
Siddique juga dekat dengan beberapa bintang Bollywood dan dikenal suka mengadakan pesta mewah.
Wakil Kepala Menteri Maharashtra Ajit Pawar, yang mengepalai kelompok NCP tempat Siddique menjadi anggotanya, mengatakan bahwa ia terkejut oleh pembunuhan tersebut.
“Insiden ini akan diselidiki secara menyeluruh dan tindakan tegas akan diambil terhadap para penyerang. Dalang di balik serangan itu juga akan dilacak,” kata Pawar dalam sebuah pernyataan di X.
Baca Juga:Jokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan GerindraRapat Pengesahan PKPUI Pilkada 2024 Dipercepat, Komisi II DPR: Percepatan Dilakukan agar Tak Ada Prasangka
“Ini bukan saatnya untuk memecah belah atau mengeksploitasi penderitaan orang lain demi keuntungan politik. Saat ini, fokus kita harus memastikan bahwa keadilan ditegakkan.” (*)